
Kabarjawa – Stadion Kridosono di Yogyakarta, yang telah menjadi ikon sejarah dan pusat berbagai aktivitas sejak era kolonial, akan segera mengalami transformasi besar.
Kawasan ini direncanakan menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagai bagian dari upaya menjaga kelestarian kawasan cagar budaya serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Stadion Kridosono: Sejarah Panjang dari Era Kolonial
Terletak di kawasan Kotabaru, Stadion Kridosono memiliki sejarah yang berakar pada zaman kolonial Belanda.
Kawasan Kotabaru sendiri dirancang dengan konsep Garden City, yang mengutamakan ruang hijau, taman, dan tata ruang yang teratur.
Pada masa itu, stadion ini menjadi pusat kegiatan olahraga dan sosial bagi masyarakat elit Belanda di Yogyakarta.
Selama bertahun-tahun, Stadion Kridosono telah menjadi tempat berbagai acara besar, seperti konser musik, pertandingan olahraga, dan event seni yang menarik ribuan pengunjung.
Namun, dengan meningkatnya kebutuhan ruang terbuka hijau di kota Yogyakarta, stadion ini kini akan diubah menjadi area publik yang ramah lingkungan.
Pengelolaan Stadion Kembali ke Kraton Yogyakarta
Proyek penataan Stadion Kridosono menjadi RTH ini berada di bawah kendali Kraton Yogyakarta. Sebelumnya, pengelolaan stadion ini sempat berada di tangan PDAM Tirtamarta, sebuah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Yogyakarta.
Namun, aset tersebut telah dikembalikan kepada Kraton Yogyakarta, yang kini bertanggung jawab atas pengelolaan dan penataan kawasan.
Menurut Pj Walikota Yogyakarta, Sugeng Purwanto, penataan kawasan ini merupakan bagian dari langkah Kraton untuk mempercantik dan memanfaatkan lahan cagar budaya secara optimal.
Rencana Transformasi Stadion Kridosono
Transformasi Stadion Kridosono menjadi ruang terbuka hijau disambut antusias oleh masyarakat. Rencana ini mencakup pengembangan fasilitas publik, seperti pedestrian, taman, dan lapangan terbuka.
Selain menjadi tempat rekreasi dan olahraga, ruang hijau ini diharapkan menjadi alternatif destinasi wisata di Yogyakarta.
Kawasan RTH ini juga bertujuan untuk mengurangi keramaian di Malioboro, yang selama ini menjadi pusat wisata utama.
Dengan menghadirkan ruang yang lebih tenang dan nyaman, masyarakat dapat menikmati suasana kota yang lebih santai di tengah hiruk-pikuk urban.
Manfaat Penataan Ruang Terbuka Hijau
Penataan Stadion Kridosono menjadi RTH membawa sejumlah manfaat besar, antara lain:
- Meningkatkan Kualitas Hidup: Keberadaan ruang hijau membantu menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan nyaman bagi masyarakat.
- Melestarikan Cagar Budaya: Kawasan Kotabaru, yang penuh dengan bangunan bergaya kolonial, akan tetap terjaga keasliannya sambil memberikan manfaat bagi publik.
- Destinasi Wisata Baru: RTH ini akan menjadi daya tarik baru bagi wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta.
- Ruang Sosial dan Rekreasi: Area ini akan menjadi tempat bagi warga untuk bersosialisasi, berolahraga, atau sekadar bersantai menikmati udara segar.
Harapan Baru bagi Warga Yogyakarta
Transformasi Stadion Kridosono menjadi RTH adalah langkah positif menuju kota yang lebih ramah lingkungan.
Stadion yang selama ini menjadi saksi berbagai momen bersejarah akan memiliki fungsi baru sebagai ruang publik yang hijau, modern, dan nyaman.
Proyek ini juga mencerminkan komitmen Kraton Yogyakarta dalam menjaga keseimbangan antara pelestarian budaya dan pembangunan kota.
Dengan sentuhan penataan yang tepat, Stadion Kridosono tidak hanya akan menjadi kenangan indah bagi generasi sebelumnya, tetapi juga memberikan harapan baru bagi generasi mendatang.
Ruang terbuka hijau di tengah kota Yogyakarta ini diharapkan menjadi oase di tengah kesibukan, sekaligus memberikan wajah baru yang lebih segar dan ramah lingkungan bagi kota ini.
***