
KABARJAWA – Balai Sewoko Projo, Wonosari, dipenuhi suasana khidmat dan penuh haru dalam acara Pengajian Syawalan dan Pelepasan Jamaah Haji yang digelar hari ini.
Tak hanya menjadi ajang silaturahmi, momen ini juga menandai peluncuran inisiatif baru dari Muhammadiyah Gunungkidul: Taman Lansia, sebuah ruang publik yang ramah dan nyaman bagi warga lanjut usia.
Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Bupati Gunungkidul Joko Prawoto, para tokoh agama, pimpinan Muhammadiyah Gunungkidul, serta ratusan warga.
Dalam sambutannya, Drs. H. Sadmonodadi, M.A., selaku pimpinan Muhammadiyah Gunungkidul, menyampaikan pentingnya menguatkan semangat ukhuwah Islamiyah melalui kegiatan syawalan sekaligus memberikan semangat kepada para calon jamaah haji.
“Tahun ini, jamaah haji dari Aisyiyah Gunungkidul mencapai 191 orang, terdiri dari 102 laki-laki dan 89 perempuan. Kami doakan seluruhnya sehat, lancar, dan menjadi haji yang mabrur,” ujar Sadmonodadi.
Inisiatif Ramah Lansia dan Relevansi Sosial di Gunungkidul
Lebih lanjut, Sadmonodadi mengenalkan program Taman Lansia Muhammadiyah, yang dirancang sebagai ruang publik inklusif untuk aktivitas, rekreasi, dan penguatan sosial bagi lansia.
Mengusung moto “Tetap Bahagia di Usia Senja”, taman ini hadir sebagai bentuk nyata perhatian Muhammadiyah terhadap populasi usia lanjut.
“Lansia harus diberi ruang, perhatian, dan tempat yang layak untuk tetap aktif, sehat, dan bahagia. Taman ini akan menjadi tempat bersosialisasi, berolahraga ringan, hingga pengajian rutin,” katanya.
Inisiatif ini sangat relevan dengan kondisi demografi Gunungkidul. Berdasarkan data BPS, jumlah lansia di Gunungkidul mencapai sekitar 140.000 jiwa atau hampir 20% dari total populasi.
Tingginya angka ini menempatkan Gunungkidul sebagai salah satu daerah dengan tingkat penuaan penduduk tertinggi di DIY, sehingga fasilitas publik ramah lansia sangat dibutuhkan.
Wakil Bupati Joko Prawoto turut menyambut baik program tersebut. Ia menilai taman lansia sebagai bentuk keberpihakan nyata terhadap kelompok rentan, serta wujud kontribusi nyata Muhammadiyah dalam mendukung pembangunan sosial yang inklusif.
“Kita perlu terus mendorong ruang-ruang publik yang sehat dan aman, terutama bagi lansia. Ini bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga tentang menghargai martabat mereka,” ucapnya.
Setelah sambutan dan peresmian simbolik, acara dilanjutkan dengan tausiyah dan doa bersama, menyatukan harapan seluruh masyarakat Gunungkidul agar ibadah para jamaah haji berjalan lancar, sekaligus meneguhkan komitmen untuk menjaga kebersamaan dalam semangat keimanan dan kemanusiaan.***