
Kabarjawa – Sejarah Candi Pawon, salah satu situs bersejarah yang memiliki nilai budaya tinggi di Indonesia. Terletak di Magelang, Jawa Tengah, candi ini sering dikaitkan dengan Candi Borobudur dan Candi Mendut.
Keunikan arsitektur serta sejarahnya menjadikan Candi Pawon sebagai daya tarik wisata dan penelitian arkeologi. Meski ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan candi-candi di sekitarnya, keberadaannya menyimpan banyak misteri yang menarik untuk diungkap.
Sejarah Candi Pawon
Candi Pawon diyakini berasal dari era Kerajaan Mataram Kuno pada abad ke-8 hingga ke-9 Masehi. Berdasarkan catatan sejarah, candi ini diduga memiliki hubungan erat dengan Candi Borobudur, karena letaknya yang berada di jalur antara Candi Mendut dan Candi Borobudur.
Nama “Pawon” berasal dari bahasa Jawa yang berarti “dapur” atau “tempat menyimpan abu.” Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa candi ini mungkin digunakan sebagai tempat penyimpanan abu jenazah seorang tokoh penting dalam sejarah kerajaan pada masa itu.
Struktur bangunannya yang unik, dengan ornamen relief khas, menunjukkan adanya perpaduan unsur Hindu-Buddha yang kuat.
Arsitektur dan Keunikan Candi Pawon
Meskipun ukurannya relatif kecil, Candi Pawon memiliki arsitektur yang menarik. Candi ini dibangun di atas pondasi berbentuk bujur sangkar dengan tangga yang mengarah ke bilik utama.
Salah satu keunikan utama dari Candi Pawon adalah relief-relief yang menghiasi dindingnya. Motif yang ditemukan di candi ini meliputi pohon kalpataru, makhluk mitologi, serta motif geometris yang khas dalam seni arsitektur Buddha.
Tidak seperti candi lainnya yang memiliki ruangan dalam untuk beribadah atau menyimpan arca, Candi Pawon memiliki struktur ruang yang lebih sederhana.
Hal ini semakin memperkuat teori bahwa bangunan ini bukanlah tempat peribadatan utama, melainkan memiliki fungsi khusus sebagai tempat penyimpanan abu atau peralihan ritual keagamaan sebelum menuju Borobudur.
Fungsi dan Makna Spiritual
Candi Pawon diyakini memiliki nilai spiritual yang tinggi, terutama bagi umat Buddha. Letaknya yang berada di antara dua candi besar, Borobudur dan Mendut, mengindikasikan bahwa candi ini mungkin merupakan bagian dari ritual perjalanan keagamaan.
Para peziarah yang datang dari Candi Mendut akan melewati Candi Pawon sebelum akhirnya mencapai Candi Borobudur untuk melakukan ritual akhir.
Keberadaan relief yang menggambarkan pohon kalpataru juga menunjukkan bahwa candi ini memiliki hubungan erat dengan konsep kosmologi dan kehidupan setelah mati dalam ajaran Buddha Mahayana. Pohon kalpataru sering diartikan sebagai simbol kehidupan, keberuntungan, dan kesucian.
Candi Pawon bukan sekadar peninggalan sejarah biasa, tetapi juga bagian dari perjalanan spiritual yang memiliki makna mendalam. Dengan arsitektur unik, relief kaya akan filosofi, serta keterkaitannya dengan Borobudur dan Mendut, candi ini menjadi salah satu peninggalan budaya yang patut dilestarikan.
Mengunjungi Candi Pawon bukan hanya tentang melihat bangunan kuno, tetapi juga memahami warisan leluhur yang penuh makna. Dengan semakin berkembangnya penelitian arkeologi, diharapkan misteri seputar Candi Pawon dapat terus terungkap, memberikan wawasan lebih dalam mengenai sejarah dan budaya Nusantara.(Kabarjawa)