Kabarjawa – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah bertujuan untuk meningkatkan asupan gizi masyarakat, khususnya di kalangan siswa. Salah satu komponen utama dalam program ini adalah susu sebagai sumber protein dan kalsium. Namun, implementasi pada beberapa daerah menu susu diganti. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan sentra sapi di beberapa daerah.
Prioritas Menu Susu di Wilayah Sentra Sapi
Pemerintah memutuskan bahwa susu akan diprioritaskan di wilayah yang memiliki sentra sapi. Menurut Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Philips Jusario Vermonte, langkah ini bertujuan untuk mendukung ekonomi lokal. Susu yang digunakan dalam program MBG diambil langsung dari peternak lokal untuk memastikan pasokan yang berkelanjutan dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. Wilayah seperti Cimahi menjadi salah satu contoh daerah yang mendapatkan prioritas distribusi susu.
Alternatif Pengganti Susu untuk Wilayah Non-Sentra Sapi
Untuk wilayah yang tidak memiliki sentra sapi, pemerintah telah menyiapkan berbagai alternatif pengganti susu. Sumber protein lain seperti ayam, telur, dan daging akan menjadi menu utama. Selain itu, beberapa opsi unik seperti susu ikan dan daun kelor juga pernah diusulkan sebagai pengganti susu. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menyebutkan bahwa daun kelor dan telur memiliki kandungan kalsium serta protein yang cukup untuk menggantikan kebutuhan gizi yang biasanya dipenuhi oleh susu.
Kesiapan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG)
Pengelolaan menu pengganti susu ini akan dilakukan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). SPPG bertugas memastikan kebutuhan gizi siswa terpenuhi dengan menu yang telah dirancang bersama ahli gizi. Hingga April 2025, targetnya adalah mendata 900 titik SPPG di berbagai wilayah, dengan harapan mencapai 2.000 titik pada Agustus 2025.
Jakarta Tidak Mendapat Prioritas Menu Susu
Jakarta menjadi salah satu wilayah yang tidak mendapatkan prioritas menu susu dalam program MBG. Hal ini disebabkan karena Jakarta tidak tercatat sebagai wilayah dengan sentra sapi. Oleh karena itu, menu susu di Jakarta digantikan oleh sumber protein lain sesuai dengan rekomendasi BGN. Kebijakan ini bertujuan untuk memastikan distribusi sumber gizi berjalan optimal dan sesuai dengan ketersediaan lokal.
Program Makan Bergizi Gratis adalah langkah nyata pemerintah dalam meningkatkan gizi masyarakat, terutama siswa.
Meskipun susu tidak dapat didistribusikan secara merata, pemerintah telah menyiapkan berbagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan gizi di wilayah non-sentra sapi.
Dengan peran aktif SPPG dan dukungan ahli gizi, diharapkan program ini dapat berjalan dengan efektif dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.(Kabarjawa)