Kabarjawa – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas oleh pemerintah terus menjadi sorotan publik. Dengan tujuan meningkatkan pemenuhan gizi masyarakat Indonesia, program ini diharapkan mampu menjangkau jutaan penerima manfaat dalam waktu singkat. Namun, di tengah pelaksanaannya, masih ada sejumlah tantangan yang perlu diatasi demi keberlanjutan dan kesuksesan program ini.
Pencapaian Awal Program MBG
Sejak dimulai pada 6 Januari 2025, program MBG telah memberikan manfaat kepada lebih dari 650.000 penerima di 31 provinsi dan 230 Satuan Pelayanan. Angka ini dicapai hanya dalam 10 hari pertama pelaksanaan. Dengan target ambisius mencapai 3 juta penerima manfaat hingga April dan hingga 17,5 juta sepanjang tahun 2025, pemerintah menunjukkan komitmen besar terhadap pemenuhan gizi masyarakat.
Tahap awal program melibatkan pengoperasian 190 Dapur MBG di 26 provinsi, termasuk daerah seperti Aceh, Jawa Barat, dan Papua.
Setiap dapur diawasi ketat oleh kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) bersama ahli gizi dan akuntan. Fokus utama adalah menjaga kualitas gizi, standar kebersihan, dan pengelolaan limbah secara berkelanjutan.
Insiden di Sukoharjo dan Tanggapan Ombudsman
Meski program ini telah berjalan cukup baik, insiden keracunan di Sukoharjo menjadi tantangan yang memicu perhatian masyarakat. Ketua Ombudsman RI, Mokhammad Najih, menyatakan hingga saat ini belum ada laporan masyarakat terkait penyelenggaraan MBG.
Namun, ia menyoroti perlunya kejelasan tanggung jawab, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna memastikan program berjalan sesuai harapan.
Najih juga menekankan pentingnya pengawasan ketat dalam proses pengolahan makanan untuk mencegah potensi kelalaian.
Ombudsman berkomitmen memberikan masukan kepada penyelenggara program, khususnya terkait penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Tantangan Anggaran dan Produksi
Dengan alokasi anggaran sebesar Rp 71 triliun, pemerintah menargetkan peningkatan jumlah penerima manfaat hingga 82,9 juta orang.
Untuk mencapai target ini, diperlukan tambahan dana sekitar Rp 100 triliun. Selain itu, peningkatan kapasitas produksi bahan pangan seperti telur juga menjadi perhatian, mengingat kebutuhan harian yang sangat besar.
Harapan untuk Masa Depan
Program MBG merupakan langkah besar dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama balita, anak sekolah, ibu hamil, dan menyusui. Pemerintah berencana meningkatkan jumlah dapur MBG hingga 937 unit pada akhir Januari 2025, dengan pelaksanaan bertahap sesuai kesiapan daerah masing-masing.
Dalam pelaksanaannya, program ini tidak hanya fokus pada penyediaan makanan bergizi tetapi juga memastikan keberlanjutan melalui penggunaan peralatan ramah lingkungan seperti nampan stainless steel yang dapat digunakan ulang.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah inisiatif bersejarah yang menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan gizi masyarakat secara nasional.
Meski menghadapi berbagai tantangan, keberhasilan program ini sangat mungkin dicapai dengan pengawasan yang baik, alokasi anggaran yang tepat, dan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
Dengan perbaikan berkelanjutan, MBG diharapkan mampu menjadi solusi nyata dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.(Kabarjawa)