Kabarjawa – Masalah transportasi di Indonesia, khususnya terkait angkutan logistik dan bus pariwisata, terus memunculkan kekhawatiran di kalangan masyarakat dan pengamat. Truk dengan muatan berlebih dan bus yang sering terlibat dalam kecelakaan menjadi isu besar yang perlu perhatian lebih dari pemerintah. Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) berpendapat bahwa reformasi besar diperlukan untuk meningkatkan keselamatan dan efektivitas sistem transportasi mengatasi ancaman kecelakaan di Tanah Air.
Masalah Transportasi yang Tak Teratasi
Masalah utama dalam sistem transportasi Indonesia, terutama dalam angkutan logistik, adalah lemahnya pengawasan dan penerapan regulasi. Angkutan truk dan bus, yang menjadi tulang punggung transportasi barang dan wisata, kerap terlibat dalam kecelakaan yang memakan banyak korban jiwa. Salah satu penyebab utama kecelakaan adalah truk yang melanggar batas dimensi dan beban yang ditetapkan, atau yang dikenal dengan istilah ODOL (Over Dimension and Over Load). Hal ini mempengaruhi keselamatan di jalan raya dan berisiko memperburuk performa sistem transportasi secara keseluruhan.
Solusi dan Rencana Pembenahan Sistem Transportasi
Sistem transportasi yang lebih terintegrasi antara angkutan barang, penumpang, dan infrastruktur menjadi kunci untuk memperbaiki kondisi yang ada. Pemerintah harus merancang strategi jangka panjang yang mengutamakan keselamatan serta efisiensi operasional. Selain itu, pengawasan yang lebih ketat dan implementasi regulasi yang lebih tegas sangat dibutuhkan agar truk dan bus yang melanggar aturan tidak lagi menjadi ancaman bagi keselamatan di jalan.
Penting juga untuk merancang sistem logistik yang berbasis pada rantai pasok (supply chain) yang terhubung dengan baik antara daerah dan kota. Hal ini akan mendorong penggunaan moda transportasi yang paling efisien, baik itu kereta api, kapal, maupun jalan tol. Dengan begitu, peran angkutan logistik akan lebih optimal dan kecelakaan yang disebabkan oleh ODOL bisa diminimalisir.
Peran Pemerintah dan Kolaborasi Antar Kementerian
Pemerintah, melalui Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, seharusnya memfasilitasi koordinasi antar kementerian terkait, seperti Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, dan Kepolisian. Kolaborasi ini diperlukan untuk merumuskan kebijakan yang menyeluruh dan pelaksanaan yang konsisten di lapangan. Dengan langkah ini, diharapkan bisa mengurangi kecelakaan yang melibatkan truk dan bus.
Untuk mencapai tujuan Indonesia Emas 2045, reformasi dalam sektor transportasi darat sangat penting. Kecelakaan yang disebabkan oleh truk ODOL dan bus wisata harus segera ditangani dengan serius melalui perubahan sistem dan peningkatan pengawasan. Semua pihak terkait, mulai dari pemerintah hingga pengusaha transportasi, harus bekerja sama dalam mengatasi masalah ini agar transportasi di Indonesia menjadi lebih aman dan efisien.(Kabarjawa)