Kabarjawa – Yogyakarta saat ini menghadapi ancaman cuaca ekstrem akibat dua badai siklon yang terpantau di Samudera Hindia. Siklon tropis dengan kode 99s dan 60s diperkirakan dapat mempengaruhi wilayah DIY dalam beberapa hari ke depan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini yang mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi hujan lebat, tanah longsor, banjir, hingga peningkatan gelombang laut yang berbahaya.
Peringatan Cuaca Ekstrem dan Dampaknya di Yogyakarta
BMKG menginformasikan bahwa dua badai siklon ini dapat menyebabkan curah hujan tinggi yang berisiko menimbulkan bencana seperti tanah longsor dan banjir, terutama di daerah perbukitan. Peningkatan ketinggian gelombang laut hingga 5 meter juga berpotensi membahayakan nelayan dan wisatawan yang beraktivitas di pantai. Wilayah-wilayah yang terpantau rawan longsor seperti Perbukitan Menoreh di Kulon Progo dan Prambanan di Sleman, menjadi perhatian khusus.
Tanda Bahaya di Laut dan Daratan
Selain hujan lebat, BMKG juga memperingatkan tentang potensi gelombang tinggi antara 3 hingga 5 meter yang dapat membahayakan kegiatan di laut, khususnya bagi nelayan dan wisatawan di kawasan pantai. Kondisi ini memerlukan kewaspadaan lebih, terutama bagi mereka yang memiliki aktivitas di kawasan pesisir.
Waktu Puncak Cuaca Ekstrem
Puncak dari fenomena cuaca ekstrem ini diperkirakan akan terjadi pada 5 Februari 2025. Hujan deras dan cuaca tidak menentu diperkirakan melanda sebagian besar wilayah Yogyakarta. Namun, BMKG terus memantau perkembangan siklon untuk memberikan informasi terbaru terkait perubahan cuaca yang mungkin terjadi.
Pembatasan Aktivitas Wisata
Sementara itu, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY mengimbau agar aktivitas wisata di daerah rawan longsor dan pesisir pantai dibatasi selama cuaca ekstrem berlangsung. Meskipun tidak ada rencana penutupan kawasan wisata secara total, pengawasan akan diperketat, dan kegiatan yang berisiko seperti berenang di laut akan dilarang saat gelombang tinggi terjadi. Wisatawan juga diminta untuk menghindari wilayah perbukitan yang rawan longsor saat curah hujan tinggi.
Cuaca ekstrem yang disebabkan oleh kemunculan dua badai siklon ini memerlukan kewaspadaan tinggi dari masyarakat Yogyakarta. Peringatan dini yang dikeluarkan BMKG menyoroti potensi hujan lebat, tanah longsor, dan gelombang tinggi yang dapat membahayakan keselamatan. Masyarakat diimbau untuk selalu memperhatikan informasi terbaru dari pihak berwenang dan menghindari daerah rawan bencana selama cuaca buruk berlangsung.(Kabarjawa)