Kabarjawa – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan inisiatif penting yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas gizi anak-anak di Kabupaten Gunungkidul. Program ini dijadwalkan untuk dimulai pada Februari 2025, meskipun sebelumnya direncanakan berjalan lebih awal.
Artikel ini akan mengulas alasan di balik penundaan program tersebut dan persiapan yang sedang dilakukan untuk memastikan kelancarannya.
Alasan Keterlambatan Program MBG
Program MBG yang diperkirakan baru berjalan pada Februari 2025 disebabkan oleh beberapa faktor teknis dan logistik. Letkol Inf Roni Hermawan, Komandan Kodim 0730 Gunungkidul, menjelaskan bahwa masih ada beberapa pembenahan yang perlu diselesaikan.
Hal ini meliputi perbaikan dapur, pengaspalan jalan, dan pembuatan akses masuk ke dapur sehat.
“Saat ini masih ada pembenahan minor di dapur dan pengerjaan pengaspalan jalan serta pembuatan jalan masuk ke dapur. Harapannya pada akhir Januari selesai sehingga pada Februari bisa beroperasional,” ujarnya.
Persiapan Sarana dan Prasarana
Sebelum program MBG dapat berjalan, pihak terkait harus memastikan bahwa semua aspek, mulai dari sarana prasarana hingga administrasi, telah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).
Setelah semua persiapan selesai, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) akan melaporkan kesiapan dapur kepada Badan Gizi Nasional (BGN) untuk mendapatkan persetujuan operasional.
Pengolahan Makanan dan Sumber Bahan Baku
Pengolahan makanan untuk program MBG akan dilakukan sepenuhnya di dapur sehat yang dibangun khusus untuk tujuan ini. Bahan baku makanan akan dipasok dari potensi lokal Kabupaten Gunungkidul, dengan melibatkan yayasan yang ditunjuk oleh BGN.
Untuk menyusun menu makanan yang sehat dan bergizi, tim SPPG bekerja sama dengan ahli gizi akan merancang daftar menu yang sesuai.
Hal ini memastikan bahwa makanan yang disajikan tidak hanya bergizi tetapi juga sesuai dengan kebutuhan gizi anak-anak.
Target Program MBG
Pada tahap awal, program MBG akan menyasar 3.100 siswa dari empat sekolah yang dipilih sebagai pilot project. Sekolah-sekolah tersebut adalah SDN 1 Wonosari, SMP 1 Wonosari, SMA 1 Wonosari, dan SMK 3 Wonosari.
Data mengenai jumlah siswa, termasuk informasi tentang alergi makanan, telah dikumpulkan untuk mendukung pelaksanaan program ini.
Program Makan Bergizi Gratis di Gunungkidul diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan anak-anak di wilayah tersebut.
Meskipun mengalami penundaan, upaya maksimal terus dilakukan untuk memastikan bahwa program ini dapat berjalan sesuai rencana pada Februari 2025.
Dengan persiapan yang matang, diharapkan program ini dapat menjadi langkah awal menuju peningkatan kualitas gizi anak-anak di Gunungkidul.(Kabarjawa)