
Kabar jawa – Emil Elestianto Dardak kembali dipercaya sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur untuk periode 2025-2030, mendampingi Khofifah Indar Parawansa dalam masa jabatan keduanya.
Kiprahnya di dunia politik telah dimulai jauh sebelum pencapaian ini, dengan rekam jejak yang menunjukkan dedikasi tinggi terhadap pembangunan daerah dan kepemimpinan yang progresif.
Perjalanan Awal dan Pendidikan
Lahir di Jakarta pada 20 Mei 1984, Emil Dardak sejak kecil sudah menunjukkan prestasi akademik yang luar biasa.
Pendidikan dasarnya ditempuh di Jakarta sebelum melanjutkan ke Raffles Institution di Singapura, tempat ia lulus pada tahun 2000.
Prestasinya semakin bersinar ketika ia berhasil menyelesaikan studi diploma di Melbourne Institute of Business and Technology hanya dalam waktu satu tahun.
Pada usia 20 tahun, Emil memperoleh gelar Bachelor of Arts dalam Administrasi Bisnis dan Manajemen dari University of Wales, Cardiff, Inggris.
Tidak berhenti di situ, ia kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi di Ritsumeikan Asia Pacific University, Jepang, dan berhasil meraih gelar doktor (Ph.D) di bidang Ekonomi Pembangunan saat usianya baru menginjak 22 tahun.
Kehausannya terhadap ilmu pengetahuan membawanya kembali ke dunia akademik dengan menempuh program S2 di University of Oxford, Inggris, dan mendapatkan gelar M.Sc. di bidang manajemen pada tahun 2016.
Karier Politik dan Pemerintahan
Sebelum menjadi Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak lebih dulu menapaki dunia politik sebagai Bupati Trenggalek pada periode 2016-2019.
Kala itu, ia berpasangan dengan Mochammad Nur Arifin, menjadikannya sebagai salah satu bupati termuda di Indonesia.
Selama kepemimpinannya, Emil banyak menginisiasi program pembangunan infrastruktur dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang mendapat apresiasi luas.
Tahun 2018 menjadi momentum besar dalam karier politiknya ketika ia dipilih untuk mendampingi Khofifah Indar Parawansa dalam Pilkada Jawa Timur.
Keduanya berhasil memenangkan pemilihan dengan perolehan suara lebih dari 53 persen, yang mengantarkannya menjadi Wakil Gubernur Jawa Timur sejak 13 Februari 2019.
Selama masa jabatannya, Emil turut serta dalam berbagai program inovatif, terutama di bidang ekonomi, infrastruktur, dan digitalisasi pelayanan publik.
Bakat di Dunia Musik
Selain aktif di dunia politik, Emil Dardak juga dikenal memiliki talenta di bidang musik. Ia merupakan seorang penyanyi dan pencipta lagu yang beberapa kali merilis karya musiknya.
Salah satu momen yang cukup menarik perhatian publik adalah saat ia berkolaborasi dengan band Kahitna dalam event Jazz Traffic Festival 2024, membawakan lagu “Untukku”.
Jauh sebelum itu, pada tahun 2009, ia sempat merilis ulang lagu “Saat Kau Hadir” milik Utha Likumahuwa.
Selain itu, dua lagu ciptaannya yang populer pada tahun 2020, “Bidadariku” dan “Dialah”, juga kembali dirilis sebagai bentuk apresiasinya terhadap perjalanan cinta bersama sang istri, Arumi Bachsin.
Bahkan, pada masa kampanye Pilkada 2024, ia bersama Khofifah Indar Parawansa menciptakan lagu “Hidup Adalah Perjuangan”, berduet dengan Dewa 19.
Gaya Hidup Sederhana dan Kebersamaan dengan Keluarga
Di tengah kesibukannya sebagai pejabat publik, Emil Dardak tetap dikenal sebagai sosok yang sederhana.
Salah satu kebiasaannya yang menarik perhatian adalah kegemarannya berburu kuliner kaki lima bersama sang istri.
Ia sering terlihat menikmati makanan tradisional di warung-warung sederhana, seperti saat mencicipi Sop Konro di Jalan Tunjungan Surabaya atau menikmati jajanan pasar seperti kue lumpur dan cilok kanji di sela-sela kunjungan kerja.
Sebagai seorang suami dan ayah, Emil juga selalu menyempatkan waktu bersama keluarganya. Ia memiliki tiga anak, yakni Lakeisha Ariestia Dardak, Alqeinan Mahsyit Putro Dardak, dan Kalendra.
Momen kebersamaan keluarganya kerap dibagikan melalui media sosial, baik saat di rumah maupun saat berlibur ke berbagai destinasi, termasuk ke Taman Safari Prigen.
Pengalaman Berakting
Tak hanya di bidang politik dan musik, Emil Dardak juga pernah menjajal dunia seni peran. Ia terlibat dalam film “The Santri”, sebuah film yang mengangkat kisah kehidupan santri di pondok pesantren.
Dalam film ini, ia berperan sebagai seorang ustaz sekaligus guru silat yang mengajarkan nilai-nilai keislaman dan nasionalisme kepada para santri.
Peran ini semakin memperkuat citranya sebagai sosok yang dekat dengan masyarakat dan memiliki pemahaman mendalam tentang budaya pesantren.
Emil Elestianto Dardak adalah sosok pemimpin muda yang memiliki kombinasi unik antara kecerdasan akademik, kepemimpinan politik, serta bakat seni.
Dari kariernya sebagai Bupati Trenggalek hingga menjadi Wakil Gubernur Jawa Timur, ia terus menunjukkan komitmennya dalam memajukan daerah dan membawa inovasi baru dalam pemerintahan.
Dengan rekam jejak yang gemilang dan dedikasi tinggi terhadap masyarakat, Emil Dardak menjadi salah satu tokoh yang layak diperhitungkan dalam peta politik Indonesia.
Kepiawaiannya dalam memimpin, kreativitas di dunia musik, serta kedekatannya dengan masyarakat membuatnya menjadi figur inspiratif bagi generasi muda.
***