Kabarjawa – Tahun Baru Imlek merupakan salah satu perayaan besar yang dirayakan oleh masyarakat Tionghoa di seluruh dunia. Menariknya, perayaan ini selalu jatuh pada bulan Januari atau Februari setiap tahunnya. Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa demikian? Jawabannya terletak pada sistem penanggalan yang digunakan, yaitu kalender lunisolar.
Perbedaan Kalender Lunisolar, Lunar, dan Solar
Untuk memahami alasan di balik jatuhnya Imlek di bulan Januari atau Februari, penting untuk mengetahui perbedaan antara kalender lunisolar, lunar, dan solar.
- Kalender Solar
Kalender ini, seperti kalender Gregorian yang digunakan secara internasional, menghitung waktu berdasarkan revolusi Bumi mengelilingi Matahari. Satu tahun dalam kalender solar terdiri dari sekitar 365 hari, 5 jam, 48 menit, dan 46 detik. - Kalender Lunar
Kalender lunar mengukur waktu berdasarkan fase bulan, yaitu dari bulan baru ke bulan baru berikutnya yang berlangsung sekitar 29,5 hari. Dengan demikian, satu tahun dalam kalender lunar hanya terdiri dari 354 hari, lebih pendek dari kalender solar. - Kalender Lunisolar
Kalender lunisolar merupakan kombinasi dari kedua sistem di atas. Kalender ini memperhitungkan baik pergerakan Bulan maupun Matahari agar tetap sinkron dengan musim yang terjadi di Bumi. Kalender tradisional Tionghoa adalah salah satu contoh kalender lunisolar yang paling terkenal.
Cara Kerja Kalender Lunisolar dalam Penentuan Imlek
Dalam kalender lunisolar Tionghoa, satu tahun terdiri dari 12 bulan dengan total 354 hari. Karena jumlah ini lebih pendek dibandingkan dengan satu tahun dalam kalender solar, maka terjadi perbedaan sekitar 11 hari setiap tahunnya. Untuk menyelaraskan kembali dengan peredaran Matahari, ditambahkan bulan ke-13 setiap tiga tahun sekali. Bulan tambahan ini disebut rùn yuè.
Tahun Baru Imlek selalu jatuh pada bulan baru kedua setelah titik balik Matahari musim dingin (winter solstice) yang terjadi sekitar tanggal 21 Desember. Dengan perhitungan ini, perayaan Imlek selalu berlangsung antara tanggal 21 Januari hingga 20 Februari setiap tahunnya.
Sistem Pengelompokan Hari dalam Kalender Lunisolar Tionghoa
Berbeda dengan kalender Masehi yang membagi bulan menjadi minggu-minggu yang terdiri dari tujuh hari, kalender lunisolar Tionghoa membaginya menjadi tiga periode yang disebut xún. Setiap xún memiliki durasi sekitar 9-10 hari dan terdiri dari:
- Shàng xún (minggu pertama)
- Zhōng xún (minggu kedua)
- Xià xún (minggu ketiga)
Tahun Baru Imlek 2025 dan Shio yang Berlaku
Pada tahun 2025, Tahun Baru Imlek akan jatuh pada tanggal 29 Januari. Perayaan ini akan dirayakan dengan berbagai tradisi khas, seperti berkumpul bersama keluarga, membagikan angpao, menyalakan kembang api, dan menyaksikan tarian barongsai.
Tahun 2025 juga dikenal sebagai Tahun Ular Kayu. Dalam siklus astrologi Tionghoa, terdapat 12 shio yang mewakili hewan dan lima elemen utama, yaitu kayu, api, tanah, logam, dan air. Kombinasi antara shio dan elemen ini hanya terjadi sekali dalam 60 tahun, menjadikannya momen istimewa dalam astrologi Tionghoa.
Tahun Baru Imlek selalu jatuh pada bulan Januari atau Februari karena sistem penanggalan lunisolar yang digunakan dalam kalender Tionghoa. Dengan mempertimbangkan pergerakan Bulan dan Matahari, perhitungan ini memastikan bahwa Imlek tetap selaras dengan perubahan musim di Bumi. Selain menjadi momen kebersamaan bagi masyarakat Tionghoa, Tahun Baru Imlek juga memiliki nilai budaya dan historis yang mendalam. Pada tahun 2025, perayaan Imlek akan menandai Tahun Ular Kayu, sebuah siklus unik yang hanya terjadi setiap enam dekade.(Kabarjawa)