Kabarjawa – Momen unik terjadi dalam acara Grebeg Sudiro yang digelar di Solo untuk menyambut Imlek. Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, mengalami kejadian tak terduga saat berusaha mendukung pedagang kecil dengan memborong dagangan mereka. Namun, bukannya mendapat apresiasi, ia justru terkejut dengan harga yang ditetapkan oleh seorang pedagang telur gulung. Insiden ini pun menjadi viral di media sosial dan memicu berbagai reaksi warganet.
Kronologi Kejadian
Grebeg Sudiro yang berlangsung pada Minggu (26/1) di Pasar Gede Solo dipenuhi masyarakat yang antusias menyaksikan kirab budaya. Di tengah acara, beberapa pedagang berteriak meminta dagangannya dibeli.
Salah satu yang menarik perhatian adalah seorang penjual telur gulung yang menjajakan dagangannya dalam gelas plastik berisi tiga tusuk telur gulung.
Melihat antusiasme warga, Teguh Prakosa kemudian berinisiatif membeli dagangan pedagang tersebut. Ia memberikan uang sebesar Rp 200 ribu, mengira jumlah tersebut cukup untuk membeli telur gulung yang tersedia.
Namun, pedagang itu mengklaim bahwa total dagangan yang dibeli berjumlah 80 cup dengan harga Rp 10 ribu per cup, sehingga totalnya mencapai Rp 800 ribu.
Reaksi di Lokasi
Mendengar perhitungan harga yang mengejutkan, pemandu acara dan tamu undangan yang berada di panggung utama, termasuk Ketua Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS), Sumartono Hadinoto, ikut terkejut. MC acara bahkan sempat mempertanyakan kebenaran harga tersebut.
Teguh, yang berada dalam posisi sulit, akhirnya memberikan tambahan uang kepada pedagang itu. Namun, ia tidak membayar sesuai permintaan Rp 800 ribu, melainkan menegosiasikan harga di bawah Rp 400 ribu hingga Rp 500 ribu.
Walkot Solo Pasrah dan Ambil Hikmah
Setelah kejadian tersebut, Wali Kota Teguh Prakosa menanggapinya dengan santai dan pasrah. Ia menegaskan bahwa niatnya hanya untuk membantu pedagang kecil dengan membeli dagangan mereka, bukan untuk dipermainkan harga.
“Ya, tidak apa-apa, dikasih saja. Mau bagaimana lagi? Saya niatnya hanya ingin mendukung pedagang kecil. Soal harga, biarlah menjadi urusan mereka,” ujarnya.
Insiden ini menjadi pembelajaran bagi banyak pihak, terutama dalam hal transparansi harga saat berjualan.
Kejadian yang dialami Wali Kota Solo di Grebeg Sudiro mengingatkan pentingnya etika bisnis, terutama dalam momen-momen spesial seperti perayaan budaya.
Sementara itu, bagi pemerintah dan masyarakat, hal ini bisa menjadi dorongan untuk meningkatkan kesadaran akan harga yang wajar dalam bertransaksi.(Kabarjawa)