Kabarjawa – Bencana longsor yang melanda Petungkriyono, Pekalongan, Jawa Tengah, terus menambah daftar korban jiwa. Peristiwa memilukan ini terjadi pada Senin (20/1/2025) petang, setelah kawasan tersebut diguyur hujan deras. Longsor yang menghancurkan tiga bangunan ini kini telah menelan korban jiwa longsor sebanyak 22 orang, sementara empat lainnya masih dinyatakan hilang. Tim penyelamat terus melakukan pencarian intensif di tengah kondisi medan yang sulit.
Penemuan Korban Terbaru
Tim pencari berhasil menemukan satu jenazah di area persawahan tidak jauh dari lokasi reruntuhan rumah milik Sekretaris Desa (Sekdes) Kasimpar.
Korban yang ditemukan pada Kamis (23/1/2025) siang ini adalah seorang pria. Berdasarkan identifikasi sementara, korban diketahui bernama Diatno, warga Gumelem.
Jenazahnya dikenali oleh salah satu kerabatnya, Darmanto, dari ciri fisik seperti bentuk kaki yang bengkok dan pakaian batik yang dikenakan.
Menurut Darmanto, Diatno sempat berteduh di rumah Sekdes setelah menghadiri acara pernikahan karena hujan deras. Lokasi penemuan jenazah ini berjarak sekitar 200 meter dari rumah Sekdes, salah satu bangunan yang terdampak longsor.
Saat ini, jenazah telah dievakuasi ke Posko Induk Bencana Alam Kabupaten Pekalongan di Puskesmas Petungkriyono untuk proses identifikasi lebih lanjut.
Dampak Longsor
Longsor di Petungkriyono menghancurkan tiga bangunan utama, yakni rumah Sekdes Kasimpar, sebuah rumah milik pendeta, dan satu kafe.
Berdasarkan informasi, rumah Sekdes dan kafe tersebut menjadi tempat berkumpulnya sejumlah warga saat kejadian. Sementara itu, rumah milik pendeta dalam kondisi kosong saat longsor melanda.
Peristiwa ini menjadi pukulan berat bagi warga setempat, mengingat kawasan tersebut jarang terdampak bencana serupa sebelumnya.
Upaya Penanganan dan Pencarian
Komandan Kodim (Dandim) 0710/Pekalongan, Letkol Inf Rizky Aditya, memimpin langsung proses evakuasi di lokasi kejadian.
Hingga kini, tim gabungan dari TNI, Polri, BPBD, dan relawan terus bekerja keras untuk menemukan korban yang masih hilang.
Proses pencarian menghadapi berbagai kendala, seperti medan yang terjal dan cuaca yang belum sepenuhnya bersahabat.
Bencana longsor di Petungkriyono, Pekalongan, telah membawa duka mendalam bagi masyarakat. Dengan bertambahnya jumlah korban tewas menjadi 22 orang, upaya pencarian dan penanganan menjadi prioritas utama.
Semangat gotong royong dari berbagai pihak diharapkan dapat mempercepat proses pencarian dan pemulihan.
Bencana ini juga menjadi pengingat pentingnya mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana alam di masa mendatang.(Kabarjawa)