
Kabarjawa – Ngawi, sebagai salah satu lumbung pangan nasional, kembali menggelar tradisi Methil sebelum memasuki panen raya. Tradisi ini merupakan warisan budaya petani yang menandai awal panen dengan memotong sebagian padi untuk diberikan kepada sesepuh desa sebagai bentuk rasa syukur.
Acara ini menjadi momentum penting yang dihadiri oleh berbagai tokoh nasional, termasuk Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, dan Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono.
Selain melestarikan budaya lokal, acara panen raya ini juga memiliki misi strategis dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, petani, dan sektor swasta, diharapkan Indonesia semakin dekat dengan swasembada pangan yang berkelanjutan.
Prosesi Methil: Warisan Budaya Petani Ngawi
Methil adalah tradisi yang diwariskan turun-temurun oleh para petani di Ngawi. Sebelum panen raya dimulai, para petani memotong sebagian kecil padi dan menyerahkannya kepada sesepuh desa sebagai simbol penghormatan serta harapan akan hasil panen yang melimpah.
Dalam acara ini, prosesi Methil diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama setempat, dengan harapan keberkahan bagi para petani.
Panen Raya dan Pesan Penting Pemerintah
Panen raya kali ini menjadi lebih spesial dengan kehadiran Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, yang menyampaikan pesan dari Presiden Prabowo Subianto.
Salah satu poin utama yang ditekankan adalah mengenai harga pembelian gabah petani yang ditetapkan minimal Rp 6.500 per kilogram. Kebijakan ini bertujuan untuk memastikan kesejahteraan petani serta menjaga stabilitas harga di tingkat nasional.
Selain itu, pemerintah juga berkomitmen untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian melalui inovasi dan penerapan teknologi modern. Langkah ini diharapkan dapat mendorong efisiensi produksi serta memperkuat ketahanan pangan nasional.
Program #DemiIndonesia Mandiri Pangan
Acara panen raya di Ngawi merupakan bagian dari inisiatif #DemiIndonesia Mandiri Pangan yang diinisiasi oleh detikcom bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Pangan dan berbagai pihak terkait.
Program ini tidak hanya merayakan hasil panen, tetapi juga menjadi platform untuk mengapresiasi kerja keras petani dalam menjaga ketahanan pangan.
Beberapa rangkaian acara yang diselenggarakan dalam program ini meliputi:
- Panen Raya Bersama & Live Transaksi: Petani dapat langsung menjual hasil panen mereka kepada Bulog dengan harga yang telah ditetapkan.
- Manifesto Swasembada oleh Menko Pangan: Menegaskan komitmen pemerintah dalam mencapai kemandirian pangan.
- Talk Show Interaktif: Diskusi seputar inovasi pertanian dan strategi meningkatkan hasil panen.
- Expo Hasil Panen dan Ekonomi Kreatif: Pameran yang menampilkan produk-produk unggulan dari para petani dan UMKM lokal.
Dampak Positif bagi Masyarakat dan Pertanian Nasional
Melalui acara ini, pemerintah berharap dapat mendorong kesejahteraan petani, meningkatkan produktivitas pertanian, serta memperkuat sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam mencapai ketahanan pangan.
Selain itu, dengan adanya transaksi langsung antara petani dan Bulog, diharapkan stabilitas harga beras tetap terjaga, sehingga masyarakat dapat menikmati harga yang lebih adil dan kompetitif.
Tradisi Methil dan panen raya di Ngawi bukan sekadar seremonial, melainkan bagian dari upaya nyata untuk mencapai swasembada pangan.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan sektor swasta, diharapkan pertanian Indonesia semakin maju dan mampu memenuhi kebutuhan pangan nasional secara mandiri.
Program #DemiIndonesia Mandiri Pangan menjadi langkah strategis dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan, sekaligus memberikan apresiasi kepada para petani yang menjadi garda terdepan dalam menjaga ketersediaan pangan di Indonesia.(Kabarjawa)