Kabarjawa – Pergerakan tanah yang terus berlangsung di Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran, Banjarnegara, telah menyebabkan kerusakan parah pada belasan rumah warga. Fenomena tanah gerak ini menimbulkan kekhawatiran dan memaksa puluhan keluarga untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Kerusakan Akibat Tanah Gerak
Tanah gerak yang melanda Desa Ratamba telah merusak 13 rumah warga dan satu musala secara signifikan. Bangunan-bangunan tersebut kini dalam kondisi miring, beberapa bahkan menunjukkan tingkat kemiringan yang ekstrem sehingga dikhawatirkan roboh kapan saja. Akibatnya, garis polisi telah dipasang untuk mencegah warga mendekati area berbahaya.
Kepala Desa Ratamba, Juniawan, menyatakan bahwa kerusakan semakin parah setiap harinya karena tanah terus bergerak. Selain 13 rumah yang rusak berat, dua rumah lain di sekitar lokasi juga telah dikosongkan untuk menghindari risiko yang lebih besar. Total, terdapat 17 kepala keluarga (KK) atau 62 jiwa yang mengungsi ke rumah kerabat di desa yang sama.
Kronologi Kejadian
Menurut salah satu korban, Rahman, gejala awal tanah gerak ditandai dengan retakan kecil di rumahnya beberapa waktu lalu. Namun, pada Senin (20/1/2025), terdengar suara seperti ledakan diikuti dengan rekahan tanah yang lebih besar. Peristiwa ini memaksa Rahman dan keluarganya meninggalkan rumah mereka.
Sebagian besar perabotan telah diambil, tetapi beberapa barang berharga seperti lemari, kursi, dan mesin diesel masih tertinggal di dalam rumah. Kerugian yang dialami Rahman mencapai Rp 2 miliar, mencakup dua rumah bertingkat dan satu rumah milik anaknya.
Dampak Sosial dan Penanganan Warga
Warga yang terdampak kini tinggal sementara di rumah-rumah kerabat. Kondisi ini tentu menimbulkan tantangan, terutama dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pemerintah desa bersama relawan telah berupaya memberikan bantuan, meskipun tantangan terus meningkat seiring dengan intensitas pergerakan tanah.
Fenomena tanah gerak di Desa Ratamba adalah peringatan akan pentingnya mitigasi bencana di daerah rawan longsor. Kerusakan yang dialami warga sangat besar, baik secara material maupun emosional.
Langkah-langkah konkret seperti evaluasi geologi, penyediaan tempat pengungsian yang memadai, dan bantuan logistik harus segera dilakukan untuk mencegah dampak lebih lanjut.(Kabarjawa)