Kabarjawa – Banjir yang melanda Kabupaten Demak, Jawa Tengah, telah menjadi perhatian serius karena dampaknya terhadap sektor pertanian. Dalam dua hari terakhir, lahan pertanian yang luasnya mencapai ratusan hektar sawah terendam banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Cabean di Kecamatan Guntur dan Sungai Tuntang di Kecamatan Kebonagung, Demak. Kondisi ini memicu kekhawatiran akan potensi kerugian besar yang dialami oleh para petani.
Dampak Banjir Terhadap Pertanian
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak mencatat bahwa banjir telah merendam 943 lahan pertanian di wilayah tersebut.
Menurut Anggota Komisi B DPRD Demak, Rizky Erfady, hasil peninjauan di lapangan menunjukkan bahwa lebih dari 1.200 hektare sawah di Kecamatan Guntur terdampak banjir, yang tersebar di tiga desa.
Kondisi serupa terjadi di Kecamatan Kebonagung, di mana tiga pedukuhan mengalami banjir.
Rizky menjelaskan bahwa tanaman padi di wilayah ini sudah mulai berisi biji, sehingga banjir berpotensi menyebabkan kerusakan parah jika tidak segera ditangani.
Seruan DPRD untuk Menghitung Kerugian Ratusan Sawah yang Terendam Banjir
Rizky Erfady mendesak pemerintah daerah untuk segera menginventarisasi potensi kerugian yang dialami para petani. Langkah ini bertujuan agar pemerintah daerah dapat mengajukan bantuan dari pemerintah pusat.
Langkah cepat ini dinilai penting untuk mengurangi dampak lebih lanjut dari banjir terhadap kehidupan para petani. Rizky juga menekankan pentingnya memperbaiki tanggul sungai untuk mencegah banjir serupa di masa mendatang.
Ratusan hektar sawah di Demak yang terendam banjir tidak hanya mengganggu kehidupan masyarakat, tetapi juga mengancam ketahanan pangan lokal akibat kerusakan lahan pertanian yang luas.
Pemerintah daerah didesak untuk bertindak cepat dengan mendata kerugian dan mencari solusi jangka panjang.
Dengan langkah yang tepat, dampak buruk banjir terhadap petani dapat diminimalkan.(Kabarjawa)