
Kabarjawa – Sebuah proyek besar senilai Rp 40 miliar yang berada di bantaran Bengawan Solo, tepatnya di Desa Tanggungan dan Lebaksari, Kecamatan Boureno, Bojonegoro, mengalami kerusakan parah. Proyek senilai Rp 40 miliar yang baru saja rampung pada akhir Desember 2024 ini kini sudah ambruk hingga ratusan meter.
Kerusakan tersebut tidak hanya menyebabkan beton tiang pancang yang menopang tebing terlepas, tetapi juga mengangkatnya ke permukaan tanah.
Beberapa titik menunjukkan indikasi pengerjaan yang diduga tidak sesuai spesifikasi, seperti besi cor yang tampak kurang kuat dan proses pengerjaan yang tidak memenuhi standar kualitas.
Warga Kecewa dan Pertanyakan Pengawasan
Warga sekitar, terutama di Desa Lebaksari dan Tanggungan, merasa heran dan kecewa atas kondisi proyek yang sudah mengalami kerusakan dalam waktu singkat. Terlebih lagi, proyek ini berlokasi di dekat jalan desa dan area persawahan, yang seharusnya mendapatkan perhatian ekstra dalam pengerjaan.
Menurut warga setempat, kejadian ambrolnya proyek ini pertama kali diketahui pada Januari 2025. Mereka menduga kurangnya pengawasan selama proses pembangunan menjadi salah satu penyebab utama kerusakan tersebut.
Saat ini, kondisi proyek yang amburadul tidak menunjukkan adanya aktivitas perbaikan. Tidak terlihat pekerja maupun papan informasi proyek yang biasanya terpasang.
Dari pengamatan di lapangan, diperkirakan kerusakan proyek ini mencapai bentangan sepanjang 250 meter.
Detail Proyek dan Kontraktor Pemenang Lelang
Berdasarkan data yang dihimpun dari Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), proyek ini memiliki panjang total 980 meter dan dibiayai dari APBD Pemkab Bojonegoro tahun 2024 dengan pagu anggaran Rp 40 miliar.
Lelang proyek tersebut dimenangkan oleh perusahaan Indopenta Bumi Permai, yang beralamat di Jalan Jemursari VII No.19 Surabaya. Perusahaan ini memenangkan proyek dengan nilai Harga Perkiraan Sendiri (HPS) sebesar Rp 39,6 miliar.
Respons Pemerintah Daerah
Menanggapi kejadian ini, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumberdaya Air (PUSDA) Kabupaten Bojonegoro, Heri Widodo, menyampaikan bahwa pihaknya akan segera melakukan klarifikasi dengan semua pihak terkait.
Namun, hingga saat ini, belum ada langkah konkret yang diumumkan untuk menangani permasalahan proyek Rp 40 miliar yang mengalami ambruk dalam waktu singkat menimbulkan pertanyaan besar mengenai kualitas pengerjaan serta pengawasan dalam pelaksanaannya.
Warga berharap adanya investigasi lebih lanjut dari pihak berwenang guna memastikan apakah ada unsur kelalaian atau kesalahan teknis dalam proyek ini.
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro perlu mengambil langkah cepat dan transparan dalam menangani kasus ini, baik dengan mengevaluasi kembali kontraktor yang bertanggung jawab maupun memastikan proyek yang dibiayai dengan dana publik benar-benar memenuhi standar yang diharapkan.(Kabarjawa)