Kabarjawa – Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak terus menunjukkan perkembangan yang signifikan. Infrastruktur ini bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah, tetapi juga berfungsi sebagai tanggul laut guna mengatasi banjir rob di pesisir utara Jawa Tengah. Dengan berbagai tantangan teknis dan inovasi konstruksi, proyek ini diharapkan membawa dampak positif bagi masyarakat dan perekonomian lokal.
Pemasangan Girder: Tahapan Krusial dalam Konstruksi
Saat ini, proyek pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak, khususnya seksi 1 yang menghubungkan Kaligawe, Kota Semarang, hingga Sayung, Kabupaten Demak, telah mencapai tahap pemasangan girder. Girder merupakan komponen utama yang menopang struktur jalan tol. Pemasangan dilakukan secara hati-hati menggunakan alat khusus, yaitu Launcher Girder.
Setiap pemasangan girder memiliki tingkat kompleksitas tersendiri, sehingga pengaturan lalu lintas harus dilakukan dengan cermat.
Demi keselamatan pekerja dan pengguna jalan, kendaraan yang mengarah ke Demak harus dihentikan sementara selama sekitar 15 menit. Selain itu, kondisi cuaca juga menjadi faktor penting yang diperhitungkan dalam proses ini.
Tantangan Konstruksi di Daerah Pesisir
Pembangunan jalan tol ini menghadapi tantangan besar karena berada di kawasan pesisir yang memiliki kondisi tanah lunak. Oleh karena itu, digunakan teknik matras bambu untuk memperkuat tanah dan mencegah penurunan permukaan yang bisa menghambat pembangunan.
Hingga Januari 2025, sekitar 6,2 km dari total 6,7 km panjang seksi 1 telah menggunakan teknik ini. Matras bambu dipilih karena efektivitasnya dalam meningkatkan stabilitas tanah di wilayah berair.
Manfaat Ekonomi dan Sosial
Jalan tol ini dibangun dengan anggaran negara (APBN) sekitar Rp8,8 triliun dan ditargetkan selesai pada April 2027. Setelah rampung, proyek ini akan memberikan manfaat besar, seperti mengurangi waktu tempuh antara Semarang dan Demak dari 30-60 menit menjadi hanya sekitar 10 menit. Efisiensi ini akan berdampak pada sektor logistik, mengurangi biaya transportasi, serta meningkatkan produktivitas.
Selain itu, keberadaan jalan tol yang berfungsi sebagai tanggul laut akan membantu mengatasi banjir rob yang sering melanda wilayah Sayung dan sekitarnya.
Dengan berkurangnya genangan di area pesisir seluas 7 hektar, nilai ekonomi tanah di kawasan tersebut diperkirakan meningkat secara signifikan.
Dampak Positif bagi Tenaga Kerja
Proyek ini juga berkontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja dengan melibatkan sekitar 3.400 pekerja dari berbagai daerah, termasuk Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Kalimantan.
Metode konstruksi yang membutuhkan ketelitian memberikan peluang kerja yang stabil bagi masyarakat sekitar, sehingga meningkatkan kesejahteraan mereka.
Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak tidak hanya memberikan solusi transportasi yang lebih cepat dan efisien, tetapi juga berperan dalam mitigasi bencana banjir rob di kawasan pesisir utara Jawa Tengah.
Dengan berbagai tantangan teknis yang telah diatasi melalui inovasi konstruksi, proyek ini diharapkan selesai sesuai target dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat serta perekonomian daerah.(Kabarjawa)