
Kabarjawa – Pentingnya Gizi Seimbang! Stunting masih menjadi salah satu permasalahan serius di Indonesia, terutama dalam konteks pendidikan anak usia dini. Gizi yang buruk di masa awal kehidupan dapat berdampak jangka panjang terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
Oleh karena itu, memastikan pemenuhan gizi yang cukup bagi anak sejak dini merupakan langkah strategis untuk membangun generasi yang sehat, cerdas, dan berdaya saing di masa depan.
Artikel ini akan membahas kondisi stunting di Indonesia, upaya pencegahannya, serta pentingnya edukasi gizi bagi anak-anak dan orang tua.
Tingkat Stunting di Indonesia Masih Mengkhawatirkan
Berdasarkan laporan Global Hunger Index (GHI) 2024, sekitar 7,2 persen anak usia dini di Indonesia mengalami kekurangan gizi, sementara prevalensi stunting mencapai 26,8 persen. Bahkan, angka kematian anak sebelum usia lima tahun masih cukup tinggi, yakni sekitar 2,1 persen.
Data ini menunjukkan bahwa permasalahan gizi pada anak masih perlu mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan keluarga.
Hasil survei kesehatan tahun 2023 mengungkapkan bahwa satu dari lima anak usia 0 hingga 59 bulan mengalami stunting. Perbedaan prevalensi antarprovinsi juga cukup signifikan, dengan angka terendah 7,2 persen dan tertinggi mencapai 37,9 persen.
Namun, terdapat 15 provinsi yang memiliki prevalensi stunting di bawah angka nasional, yang menunjukkan adanya keberhasilan program gizi di beberapa daerah.
Upaya Pemerintah dalam Memenuhi Gizi Anak Usia Dini
Sebagai bagian dari upaya mewujudkan visi “Pendidikan untuk Semua,” Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menginisiasi berbagai program untuk memenuhi kecukupan gizi anak.
Selain pemenuhan gizi, edukasi mengenai pola makan sehat dan perilaku hidup bersih juga menjadi prioritas utama. Keterlibatan orang tua dalam memastikan asupan gizi anak di rumah menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan program ini.
Salah satu langkah sederhana yang dapat diterapkan oleh orang tua dan tenaga pendidik adalah dengan menghindari konsumsi makanan yang mengandung 5P: Pewarna, Pemanis, Penyedap, Pengawet, dan Perasa.
Kebiasaan mengonsumsi makanan sehat sejak dini dapat membantu mencegah risiko stunting dan memastikan tumbuh kembang anak berjalan optimal.
Pentingnya Gizi Seimbang Sejak Dini
Menurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka stunting di Indonesia mencapai 21,6 persen, mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang sebesar 24,4 persen.
Namun, masih banyak tantangan yang perlu diatasi, terutama dalam pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang sesuai. Banyak anak mengalami stunting akibat pemberian MP-ASI yang tidak sesuai dengan kebutuhan mereka, baik dari segi jumlah, tekstur, maupun variasi makanan.
Penting untuk memahami bahwa pencegahan stunting harus dimulai sejak masa kehamilan. Ibu hamil yang mendapatkan asupan gizi yang cukup akan melahirkan bayi dengan panjang badan yang ideal, mengurangi risiko stunting sejak lahir.
Pada periode 1.000 hari pertama kehidupan, anak membutuhkan nutrisi yang cukup agar pertumbuhan dan perkembangannya optimal.
Pencegahan stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga memerlukan peran aktif dari seluruh elemen masyarakat, termasuk keluarga dan satuan pendidikan
Pemenuhan gizi yang cukup serta edukasi mengenai pola makan sehat harus menjadi prioritas dalam mendukung tumbuh kembang anak.
Dengan adanya perhatian penuh terhadap asupan gizi anak sejak dini, Indonesia dapat mewujudkan Generasi Emas 2045 yang sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi.(Kabarajawa)