Kabarjawa – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali menjadi ancaman serius bagi sektor peternakan di Indonesia. Penyebaran PMK sudah menyebar ke 2.736 Desa di Indonesia di berbagai provinsi, menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap ekonomi dan kesehatan hewan. Pemerintah, melalui Kementerian Pertanian, telah mengimplementasikan berbagai langkah strategis untuk mengatasi penyebaran penyakit ini.
Upaya Pemerintah dalam Memberantas PMK
Vaksinasi Massal
Sejak akhir 2024, Kementerian Pertanian telah melaksanakan vaksinasi massal untuk mengendalikan wabah PMK. Sebanyak lebih dari 49.000 dosis vaksin telah diberikan kepada hewan ternak di 16 provinsi. Program ini bertujuan untuk menciptakan kekebalan kelompok di kalangan hewan ternak, sehingga dapat menekan penyebaran penyakit.
Pengobatan dan Perawatan
Selain vaksinasi, sebanyak 13.956 hewan ternak yang terinfeksi PMK telah menerima pengobatan khusus dari dokter hewan. Langkah ini diambil untuk mempercepat pemulihan hewan yang sakit dan mencegah penularan lebih lanjut.
Pendanaan dan Dukungan
Kementerian Pertanian juga telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp104 miliar untuk mendukung pelaksanaan program vaksinasi dan pengobatan di daerah-daerah yang terkena dampak PMK. Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dr. Agung Suganda, menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor dalam upaya pemberantasan PMK.
Peran Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian
Kontribusi Akademisi
Perguruan tinggi, khususnya Fakultas Kedokteran Hewan, berperan penting dalam menangani PMK. Guru Besar FKH UGM, Prof. Dr. drh. Agnesia Endang Tri Hastuti Wahyuni, menjelaskan bahwa PMK adalah penyakit lintas batas yang sangat menular. Perguruan tinggi dapat berkontribusi sebagai tim satgas, pakar klinis, dan laboratoris, serta memberikan edukasi kepada masyarakat.
Langkah Penanganan Jangka Pendek dan Panjang
Prof. drh. Agung Budiyanto, MP, Ph.D, menegaskan bahwa penanganan PMK harus dilakukan secara komprehensif. Penanganan jangka pendek melibatkan diagnosa akurat dan pemberian treatment yang sesuai, seperti vitamin, protein, dan obat cacing. Sementara itu, langkah jangka panjang meliputi vaksinasi, pengobatan berkelanjutan, dan penyuluhan kepada masyarakat.
Data Perkembangan Kasus PMK
Puncak Wabah PMK
Pada tahun 2024, kasus PMK memuncak antara April hingga Agustus, terutama menjelang perayaan Idul Adha. Dalam periode 28 Desember 2024 hingga 15 Januari 2025, tercatat lebih dari 25.000 hewan ternak terjangkit PMK di 2.736 desa.
Tantangan dan Ancaman
Dr. Agung Suganda menyatakan bahwa angka penyebaran PMK yang tinggi menunjukkan bahwa penyakit ini merupakan ancaman serius yang memerlukan perhatian dan penanganan cepat.
Wabah PMK di Indonesia memerlukan tindakan kolektif dan terpadu dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademisi, dan masyarakat. Melalui vaksinasi massal, pengobatan yang tepat, dan edukasi yang berkelanjutan, diharapkan Indonesia dapat mengendalikan penyebaran PMK dan melindungi sektor peternakan dari kerugian yang lebih besar.(Kabarjawa)