Kabarjawa – Mitos dan fakta kepercayaan tradisional sering kali menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah larangan memotong kuku di malam hari, yang diyakini dapat membawa nasib buruk atau memengaruhi rezeki. Namun, bagaimana sebenarnya pandangan Islam terhadap hal ini?
Memotong Kuku Malam Hari dalam Primbon Jawa
Menurut Primbon Jawa, memotong kuku di malam hari dianggap bisa menghambat datangnya rezeki. Beberapa orang juga percaya bahwa hal ini dapat memengaruhi panjang umur seseorang.
Keyakinan ini berasal dari anggapan bahwa energi vital seseorang dapat berkurang akibat tindakan tersebut.
Meskipun demikian, secara logika, alasan utama larangan ini sebenarnya lebih pada faktor keamanan. Pada zaman dahulu, ketika pencahayaan masih sangat terbatas, memotong kuku di malam hari berisiko menyebabkan cedera.
Oleh karena itu, kepercayaan ini kemungkinan besar muncul untuk menghindari bahaya fisik.
Pandangan Islam Tentang Memotong Kuku
Dalam Islam, kebersihan adalah bagian penting dari iman. Rasulullah Muhammad SAW mengajarkan pentingnya menjaga kebersihan tubuh, termasuk dengan rutin memotong kuku.
Kuku yang dibiarkan panjang dapat menjadi sarang kotoran dan bakteri, yang berpotensi membahayakan kesehatan.
Islam tidak memberikan larangan khusus untuk memotong kuku di malam hari. Namun, Rasulullah menganjurkan umatnya untuk membersihkan diri, termasuk memotong kuku, pada hari Jumat.
Hari ini dianggap istimewa karena merupakan waktu untuk meningkatkan kebersihan diri sebelum melaksanakan ibadah.
Hari-Hari Terbaik Memotong Kuku Menurut Islam
Islam memberikan panduan tentang hari-hari terbaik untuk memotong kuku berdasarkan riwayat yang telah diterima secara turun-temurun:
- Senin: Diyakini membawa keberkahan.
- Selasa: Dipercaya dapat menghindarkan dari kerusakan dan kehancuran.
- Rabu: Disebutkan dapat memperbaiki akhlak.
- Kamis: Mendatangkan kekayaan.
- Jumat: Menambah ilmu dan meningkatkan sifat santun.
- Sabtu: Berpotensi menimbulkan sakit.
- Minggu: Dikatakan tidak mendatangkan keberkahan.
Meskipun demikian, panduan ini lebih bersifat tradisional dan bukan aturan yang diwajibkan oleh syariat.
Larangan memotong kuku di malam hari yang dipercaya sebagian masyarakat Jawa lebih bersifat mitos dan budaya.
Islam, sebagai agama yang mementingkan kebersihan dan kesehatan, tidak melarang memotong kuku kapan saja, asalkan dilakukan dengan aman.
Kebiasaan memotong kuku dapat disesuaikan dengan waktu yang nyaman bagi individu, selama tetap memperhatikan faktor keselamatan dan kebersihan.
Dengan memahami perbedaan antara mitos dan fakta, kita dapat menjalankan kebiasaan memotong kuku dengan bijak tanpa terpengaruh oleh kepercayaan yang tidak berdasar. Kebersihan tetap menjadi prioritas utama dalam kehidupan sehari-hari.(Kabarjawa)