Kabarjawa – Desa Pesanggrahan di Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, menjadi saksi bisu bencana banjir yang menghantam permukiman warganya. Kejadian banjir Pesanggrahan ini tidak hanya merusak harta benda tetapi juga meninggalkan trauma bagi banyak penduduk. Meski begitu, solidaritas dan bantuan dari berbagai pihak menjadi angin segar di tengah upaya pemulihan.
Malam Mencekam Saat Banjir Datang
Pada malam yang gelap dan mendung, sekitar pukul 23.00, suara gemuruh air dari arah Sungai Sengkarang memecah keheningan.
Tanggul yang menjadi benteng pertahanan jebol, dan air bah setinggi satu meter langsung melanda Desa Pesanggrahan.
Kepanikan melanda warga, termasuk Rohmat, yang berusaha menyelamatkan keluarganya ke tempat lebih tinggi dengan membawa barang seadanya.
Kerusakan dan Upaya Pemulihan
Beberapa hari setelah air surut, desa masih dipenuhi lumpur dan bau lembap yang menyengat. Banyak perabotan rusak dan tidak bisa digunakan lagi. Rohmat menyatakan bahwa banjir kali ini adalah salah satu yang terparah di wilayahnya. Ia berharap pemerintah segera memperbaiki tanggul yang jebol agar kejadian serupa tidak terulang, terutama saat musim hujan.
Bantuan Logistik Mulai Berdatangan
Pada Sabtu, 25 Januari 2025, Desa Pesanggrahan mendapat kunjungan dari Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, dan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo. Mereka membawa bantuan berupa 10 ton beras, mi instan, biskuit, serta 200 paket sembako. Bantuan disalurkan melalui tiga posko utama di Gedung Kopindo, Balai Kelurahan Bener, dan Balai Desa Pesanggrahan.
Komitmen Pemerintah dalam Penanganan Bencana
Pj Gubernur Nana Sudjana menegaskan bahwa pemerintah telah mengambil langkah cepat untuk menangani bencana ini. Selain menyalurkan logistik, pemerintah juga berfokus pada perbaikan infrastruktur seperti tanggul yang jebol. Langkah ini diharapkan dapat mencegah bencana serupa di masa depan.
Meski banjir telah berlalu, perjalanan warga Desa Pesanggrahan untuk pulih sepenuhnya masih panjang.
Rumah-rumah yang penuh lumpur harus dibersihkan, dan kerusakan perabotan memerlukan penggantian. Namun, kehadiran bantuan logistik dan komitmen pemerintah memberikan harapan baru.
Warga kini berharap upaya perbaikan tanggul segera terealisasi, sehingga mereka dapat merasa lebih aman saat musim hujan tiba.(Kabarjawa)