Kabarjawa – Perayaan Tahun Baru Imlek bukan sekadar momen pergantian tahun bagi masyarakat Tionghoa, tetapi juga menjadi simbol keberagaman dan harmoni budaya di Indonesia. Perayaan Imlek di Kota Solo, perayaan ini telah menjadi tradisi tahunan yang memperkuat nilai-nilai toleransi dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Tahun ini, Imlek dirayakan dengan berbagai kegiatan meriah yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat, sekaligus memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.
Makna Imlek di Indonesia
Imlek memiliki dua dimensi utama di Indonesia. Bagi umat Khonghucu, Imlek merupakan perayaan keagamaan yang sakral. Namun, di luar konteks agama, Imlek juga dirayakan sebagai tradisi budaya, mirip dengan perayaan tahun baru dalam berbagai kepercayaan lain.
Tradisi ini menghubungkan masa pergantian musim dari dingin ke semi, menjadi momentum bagi keluarga Tionghoa untuk berkumpul dan mempererat tali silaturahmi.
Di Indonesia, jutaan warga Tionghoa yang merantau memanfaatkan Imlek untuk kembali ke kampung halaman dan bertemu keluarga.
Tradisi ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga hubungan kekeluargaan dan solidaritas sosial.
Sejarah Perayaan Imlek di Solo
Perayaan Imlek di Solo mulai diakui secara resmi setelah Presiden Megawati Soekarnoputri menetapkan Imlek sebagai hari libur nasional.
Hal ini memberikan pengakuan penuh terhadap hak-hak warga Tionghoa sebagai bagian dari bangsa Indonesia.
Tokoh Tionghoa Solo, Sumartono Hadinoto, menjadi salah satu pelopor perayaan Imlek di kota ini dengan mengajukan izin kepada Wali Kota Solo saat itu, Joko Widodo, untuk menggelar acara di Balai Kota Solo.
Pengakuan ini tidak hanya memberikan hak yang sama kepada warga Tionghoa, tetapi juga membuka peluang bagi mereka untuk merayakan budaya dengan penuh semangat dan keterlibatan masyarakat luas.
ejak itu, perayaan Imlek di Solo terus berkembang menjadi salah satu atraksi budaya yang dinanti-nanti.
Perayaan Imlek 2025 di Solo
Tahun ini, rangkaian perayaan Imlek akan dipusatkan di kawasan Balai Kota. Sekitar 5.000 lampion menghiasi jalanan, menciptakan suasana yang megah dan meriah.
Berbagai kegiatan budaya seperti kirab liong, barongsai, dan pertunjukan seni tradisional turut memeriahkan acara.
Selain menjadi ajang hiburan, perayaan ini juga memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal. UMKM yang menjajakan berbagai produk khas Imlek seperti makanan tradisional, kerajinan tangan, dan pakaian adat mendapatkan peluang besar untuk meningkatkan pendapatan.
Solo kini dikenal sebagai salah satu destinasi wisata Imlek terkemuka di Indonesia.
Perayaan Imlek tidak hanya menjadi simbol kebahagiaan dan keberagaman budaya, tetapi juga memperkuat rasa persatuan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Dengan keterlibatan seluruh masyarakat, Imlek di Solo menunjukkan bahwa harmoni dalam keberagaman dapat diwujudkan melalui penghormatan terhadap tradisi dan budaya yang berbeda.
Selain itu, perayaan ini turut mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, menjadikan Solo sebagai destinasi wisata budaya yang semakin populer.
Semangat toleransi dan kebersamaan yang tercermin dalam perayaan Imlek di Solo adalah contoh nyata bagi keberagaman Indonesia yang damai.(Kabarjawa)