Kabarjawa – Kondisi terkini Gunung Merapi, yang terletak di perbatasan antara Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, tetap menunjukkan aktivitas vulkanik signifikan pada 18 Januari 2025. Hingga saat ini, Gunung Merapi berada pada status Level III Siaga, yang menandakan bahwa masyarakat harus tetap waspada dan menghindari daerah yang terindikasi berbahaya.
Berikut adalah informasi terkini mengenai kondisi Gunung Merapi berdasarkan pemantauan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) serta analisis terhadap titik rawan bahaya.
Kondisi Terkini Gunung Merapi
Pada periode 00:00-06:00 WIB, aktivitas Gunung Merapi terpantau dengan beberapa kejadian penting:
- Tercatat 3 kali guguran lava yang bergerak ke arah Kali Sat/Putih dengan jarak luncur maksimal mencapai 1.500 meter.
- Aktivitas gempa vulkanik tercatat sebanyak 24 kali, dengan gempa guguran yang memiliki amplitudo antara 2-23 mm dan durasi 57,28 hingga 170,75 detik.
- Gempa hybrid/fase banyak tercatat sebanyak 22 kali dengan amplitudo 2-8 mm dan durasi 8,13 hingga 13,55 detik.
- 1 kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 3 mm dan durasi 62,34 detik.
Cuaca sekitar Gunung Merapi pada pagi ini berawan hingga mendung, dengan suhu udara berkisar antara 19-20°C, kelembaban udara mencapai 75-92,5%, dan tekanan udara antara 870,2 hingga 918,6 mmHg.
Tercatat juga bahwa gunung api ini tertutup kabut dengan tingkat visibilitas yang rendah hingga tertutup total di beberapa area.
Titik Rawan Bahaya
Potensi bahaya yang paling besar saat ini adalah guguran lava dan awan panas. Berikut adalah kawasan yang tergolong dalam wilayah rawan bahaya:
- Sektor Selatan-Barat Daya: Meliputi Sungai Boyong (maksimal 5 km), Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng (maksimal 7 km).
- Sektor Tenggara: Meliputi Sungai Woro (maksimal 3 km) dan Sungai Gendol (maksimal 5 km).
Selain itu, lontaran material vulkanik dapat menjangkau radius hingga 3 km dari puncak gunung jika terjadi letusan eksplosif.
Peringatan bagi Masyarakat
PVMBG mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di dalam area yang tergolong zona rawan bahaya. Aktivitas guguran lava dan awan panas perlu diwaspadai, terutama saat hujan yang dapat memicu terjadinya lahar.
Selain itu, abu vulkanik yang dihasilkan dari aktivitas letusan juga dapat mengganggu kenyamanan dan kesehatan.
Masyarakat di sekitar Gunung Merapi diminta untuk selalu memantau informasi terkini dari pihak berwenang dan mengikuti protokol keselamatan.
Aktivitas vulkanik yang masih berlangsung menunjukkan potensi bahaya yang signifikan, sehingga kewaspadaan adalah kunci utama untuk melindungi diri dan keluarga.(Kabarjawa)