Kabarjawa – Pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka memasuki 100 hari pertama dengan sejumlah dinamika, termasuk ulah dari beberapa pejabat negara yang bermasalah atau kontroversi. Aksi mereka viral di media sosial dan bahkan mendapat protes dari publik serta pegawai di instansi mereka. Siapa saja mereka dan apa yang sebenarnya terjadi?
1. Yandri Susanto: Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal
Yandri Susanto, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes-PDT), membuat heboh setelah menggunakan kop surat resmi kementerian untuk acara pribadi.
Surat tersebut digunakan untuk mengundang tamu dalam acara peringatan haul ibunya, yang juga merayakan Hari Santri 2024. Tindakan ini menuai kritik keras dari berbagai pihak, termasuk Mahfud MD, yang menyebutnya sebagai pelanggaran etika birokrasi.
Yandri mengklarifikasi bahwa penggunaan kop surat kementerian adalah kesalahan administrasi dan berjanji tidak akan mengulangi lagi. Meskipun demikian, ia mendapat teguran resmi dari Sekretaris Kabinet (Seskab) Mayor Teddy Indra Wijaya yang memperingatkan seluruh menteri agar lebih berhati-hati dalam menggunakan atribut kementerian untuk kepentingan pribadi.
2. Gus Miftah: Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama
Gus Miftah, atau Miftah Maulana Habiburrohman, menjadi sorotan setelah menghina seorang penjual es teh, Sunhaji, dalam ceramahnya di Magelang. Ucapan tak pantas yang dilontarkannya membuat video tersebut viral dan memicu kemarahan publik.
Setelah ditegur langsung oleh Presiden Prabowo melalui Seskab, Miftah meminta maaf secara langsung kepada Sunhaji dan akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya.
Miftah menegaskan bahwa keputusan mundur diambil demi menjaga kehormatan dan tanggung jawab kepada bangsa dan negara.
Meski telah meminta maaf, kontroversi yang melibatkan dirinya tetap meninggalkan jejak negatif di mata publik.
3. Raffi Ahmad: Utusan Khusus Presiden Bidang Generasi Muda dan Pekerja Seni
Artis Raffi Ahmad juga tidak luput dari kontroversi. Penggunaan mobil dinas berpelat RI 36 yang dikawal petugas patroli viral di media sosial dan menuai kritik.
Raffi mengakui bahwa mobil tersebut adalah kendaraan dinasnya, meskipun saat kejadian ia tidak berada di dalam mobil.
Raffi menjelaskan bahwa insiden tersebut terjadi saat mobil sedang menjemputnya untuk menghadiri rapat. Meskipun demikian, tindakan pengawalan yang dianggap arogan oleh petugas patwal tetap menjadi sorotan.
Istana melalui Seskab Mayor Teddy Indra Wijaya memberikan teguran atas insiden ini.
4. Satryo Soemantri Brodjonegoro: Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Satryo Soemantri Brodjonegoro menghadapi demo dari pegawai di kementeriannya. Demo tersebut memprotes dugaan pemecatan pegawai yang tidak sesuai prosedur dan kebijakan mutasi besar-besaran yang dilakukan Satryo.
Pegawai menuduh bahwa pemecatan dan mutasi dilakukan dengan cara yang tidak etis dan tidak adil.
Satryo membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa kebijakan mutasi dilakukan untuk efisiensi anggaran sesuai arahan Presiden Prabowo.
Ia juga membantah adanya tuduhan penamparan terhadap pegawai, menegaskan bahwa tidak ada kekerasan yang terjadi.
Empat pejabat negara ini telah menciptakan kontroversi dalam 100 hari pertama pemerintahan Prabowo-Gibran. Dari penggunaan atribut resmi untuk kepentingan pribadi, penghinaan terhadap warga, hingga kebijakan mutasi yang diprotes, berbagai insiden ini mencerminkan tantangan yang dihadapi pemerintahan dalam menjaga integritas dan profesionalisme para pejabatnya.
Diharapkan, langkah-langkah evaluasi dan teguran yang telah diberikan dapat menjadi pelajaran berharga untuk ke depannya.(Kabarjawa)