
KABAR JAWA – Belakangan ini, istilah Jam Kiamat 2025 ramai dibahas di media sosial, khususnya di TikTok.
Banyak warganet kemudian merasa resah setelah beredar narasi bahwa Jam Kiamat telah diumumkan pada 28 Januari 2025.
Apalagi, muncul juga narasi bahwa Jam Kiamat kini tinggal 89 detik menuju tengah malam yang mana ini dikaitkan-kaitkan dengan skenario bencana global.
Pada akhirnya, narasi tersebut banyak netizen bertanya-tanya, apakah benar ini tanda akhir zaman? Ataukah hanya simbol peringatan? Supaya lebih paham, berikut penjelasannya.
Apa Itu Jam Kiamat 2025?
Jam Kiamat bukanlah jam sungguhan yang menunjukkan kapan kiamat terjadi. Istilah ini merupakan simbol peringatan yang digunakan oleh para ilmuwan.
Tujuannya yaitu untuk menggambarkan seberapa dekat dunia dengan kehancuran yang diakibatkan oleh ulah manusia.
Beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap perhitungan Jam Kiamat meliputi:
- Ancaman perang nuklir
- Perubahan iklim ekstrem
- Teknologi canggih yang tidak terkendali
- Penyebaran penyakit atau ancaman biologis
Dengan kata lain, Jam Kiamat adalah gambaran tentang potensi bencana global yang bisa terjadi jika umat manusia tidak segera bertindak untuk mencegahnya.
Sejarah Jam Kiamat
Jam Kiamat pertama kali diperkenalkan pada tahun 1947 oleh para ilmuwan dari Bulletin of the Atomic Scientists.
Saat itu, dunia baru saja keluar dari Perang Dunia II dan kemudian ada ancaman Perang Dingin.
Awalnya, jarum Jam Kiamat berada di posisi 7 menit sebelum tengah malam. Konsepnya, tengah malam melambangkan kehancuran peradaban manusia.
Maka, semakin dekat jarum jam ke pukul 12:00, semakin tinggi risiko kehancuran global.
Seiring berjalannya waktu, posisi jarum Jam Kiamat terus mengalami perubahan, tergantung pada situasi yang terjadi di dunia.
Pada 2023, jarumnya berada 90 detik menuju tengah malam, dan kini di 2025, jaraknya hanya tinggal 89 detik. Ini merupakan posisi terdekat sepanjang sejarah.
Apakah Jam Kiamat 2025 Tanda Akhir Zaman?
Meski istilah Jam Kiamat 2025 viral di TikTok, penting untuk memahami bahwa ini tidak ada hubungannya dengan akhir zaman dalam ajaran agama.
Jam Kiamat hanyalah metafora alias simbol yang digunakan untuk mengingatkan umat manusia akan berbagai bahaya yang mengancam peradaban jika tidak segera bertindak.
Sekali lagi, Jam Kiamat bukan ramalan kiamat, akan tetapi peringatan bagi seluruh umat manusia, terutama para pemimpin dunia supaya lebih bertanggung jawab dalam mengambil keputusan.
Lalu apa yang bisa kita lakukan? Kita juga bisa berperan dengan cara:
- Menjaga lingkungan dan mengurangi dampak perubahan iklim
- Mendukung upaya perdamaian dan menghindari konflik
- Menggunakan teknologi dengan bijak untuk kemajuan, bukan kehancuran
Dengan kesadaran serta tindakan nyata, umat manusia bisa menghindari skenario bencana global dan menjaga peradaban tetap bertahan hingga anak cucunya.***