Perbedaan Rukyat dan Hisab dalam Penentuan Awal Ramadhan 1446 H

Bagikan :
Perbedaan Rukyat dan Hisab dalam Penentuan Awal Ramadhan 1446 H
Perbedaan Rukyat dan Hisab dalam Penentuan Awal Ramadhan 1446 H.(Sumber Gambar: FSchiller)

Kabarjawa – Penentuan awal bulan Ramadhan menjadi momen yang dinanti oleh umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Dalam menentukan awal puasa, terdapat dua metode utama yang digunakan, yaitu rukyat dan hisab.

Keduanya memiliki dasar dan pendekatan yang berbeda tetapi tetap diakui dalam Islam.

Lantas, bagaimana perbedaan antara rukyat dan hisab dalam menentukan awal Ramadhan? Simak penjelasannya berikut ini.

Metode Rukyat Untuk Melihat Hilal

Metode rukyat didasarkan pada pengamatan langsung terhadap hilal, yaitu bulan sabit pertama yang muncul setelah Matahari terbenam.

Dalam Islam, metode ini memiliki dasar kuat yang mengacu pada ajaran Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW.

Di Indonesia, rukyat dilakukan oleh Kementerian Agama (Kemenag) dengan melibatkan para ahli falak di berbagai lokasi pengamatan.

Pada tahun 2025, pemantauan hilal akan dilakukan di 125 titik di seluruh wilayah Indonesia.

Untuk menentukan hilal, Indonesia mengikuti kriteria yang telah ditetapkan oleh Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), yang menyatakan bahwa hilal dianggap terlihat jika memiliki ketinggian minimal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat.

Baca juga  Keutamaan Puasa Ramadhan Hari ke-12: Meraih Kebaikan Berlipat Ganda

Metode Hisab Untuk Penentuan Awal Bulan

Berbeda dengan rukyat, metode hisab menggunakan pendekatan perhitungan matematis dan astronomis untuk menentukan awal bulan.

Metode ini mengacu pada pergerakan Matahari dan Bulan serta data astronomi yang telah dihitung secara akurat.

Dalam metode hisab, terdapat tiga syarat utama untuk menetapkan awal bulan baru:

  1. Terjadinya ijtimak atau konjungsi antara Matahari dan Bulan.
  2. Ijtimak terjadi sebelum Matahari terbenam.
  3. Saat Matahari terbenam, piringan atas Bulan harus berada di atas ufuk.

Hisab banyak digunakan oleh organisasi Islam seperti Muhammadiyah, yang menetapkan kalender Islam berdasarkan perhitungan ini tanpa harus menunggu hasil pengamatan hilal.

Baik metode rukyat maupun hisab memiliki tujuan yang sama, yaitu menentukan awal Ramadhan dengan akurat.

Meskipun pendekatannya berbeda, keduanya saling melengkapi dalam praktik penentuan kalender Islam di Indonesia.

Dengan demikian, umat Islam diharapkan dapat memahami dan menghormati perbedaan metode ini serta tetap menjaga persatuan dalam menjalankan ibadah puasa.(Kabarjawa)

Berita Terbaru

Potret Es Jaipong yang jadi dessert tradisional dari Jogja (Sumber foto: Instagram @kuliner
Mengenal Es Jaipong, Minuman Segar Khas Jogja yang Punya Rasa Unik dan Menyegarkan
 Zenanda Pramestika)
Wisata Religius di Jogja: Berkeliling Masjid, Klenteng, dan Candi yang Datangkan Pengalaman Baru dan Seru
 Irawan Laksono)
Piknik Santai di Jogja: Tempat-Tempat Asri Buat Gelar Tikar dan Bawa Bekal Sambil Nikmati Alam
Jajanan Jogja Hits 2025
5 Jajanan Jogja yang Lagi Hits 2025: Aneka Snack, Es Kekinian, dll
Tempat Nongkrong Malam Senin di Jogja 2025
7 Tempat Nongkrong Malam Senin di Jogja: Asik Buat Ngelepas Penat sebelum Kerja Lagi

Terpopuler

1996577210
Pemerintah Akan Buka Rekrutmen PPPK 2025 Jalur Umum? Cek Faktanya Berikut
Anomali Viral Tralalero Tralala
Ini Arti Tralalero Tralala, Anomali Viral Brainrot di TikTok Ramai Jadi Omongan
Nama-nama Anomali Italian Brainrot
Daftar Nama Anomali Italian Brainrot, Viral: Ada Brr Brr Patapim, Bombombini Gusini, Capuccino Assassino, dll
Anomali Paling Kuat Viral
Ini Arti Bombardino Crocodilo, Anomali Italian Brainrot yang Lagi Viral di Indonesia
Cara Buat Foto Video AI Brainrot
Cara Membuat Anomali Brainrot Foto & Video AI yang Lagi Viral