
Kabar Jawa – Setelah merayakan Hari Raya Idul Fitri, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunnah Syawal. Puasa ini memiliki banyak keutamaan dan dapat dilaksanakan dengan berbagai cara.
Sebagai amalan sunnah yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, puasa Syawal menjadi kesempatan bagi umat Islam untuk memperoleh pahala yang sangat besar.
Waktu Mulai Puasa Syawal 2025
Puasa Syawal bisa dimulai pada tanggal 2 Syawal, yaitu sehari setelah Idul Fitri. Berdasarkan keputusan pemerintah yang menetapkan 1 Ramadhan 2025 pada 1 Maret, maka 2 Syawal 1446 H jatuh pada 1 April 2025.
Walaupun tanggal ini adalah prediksi, umat Islam dapat mempersiapkan diri untuk melaksanakan puasa pada tanggal tersebut.
Perlu diingat, puasa Syawal tidak bisa dilaksanakan pada 1 Syawal atau Hari Raya Idul Fitri karena pada hari tersebut puasa hukumnya haram.
Puasa Syawal dimulai pada 2 Syawal dan bisa dilakukan hingga akhir bulan Syawal.
Keutamaan Puasa Syawal
Salah satu keutamaan utama puasa Syawal adalah pahala yang luar biasa besar. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis riwayat Muslim:
“Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun.” (HR Muslim)
Hadis ini menjelaskan bahwa jika seseorang menyelesaikan puasa Ramadhan dan kemudian melanjutkannya dengan puasa Syawal selama enam hari, dia akan mendapat pahala yang setara dengan puasa sepanjang tahun. Selain itu, puasa Syawal juga membawa pahala berlipat ganda. Dalam riwayat lain dari Tsauban, Rasulullah SAW mengungkapkan:
“Siapa yang berpuasa Ramadhan, maka pahalanya dilipatkan menjadi sepuluh kali lipat, dan berpuasa enam hari setelah Idul Fitri akan dilipatkan sepuluh lagi, sehingga semuanya genap menjadi setahun.” (HR Ahmad)
Cara Pelaksanaan Puasa Syawal
Puasa Syawal dapat dilakukan dengan dua cara: berturut-turut atau terpisah. Umat Islam memiliki fleksibilitas untuk memilih sesuai dengan kenyamanan dan kesempatan yang ada.
Dalam pandangan Syekh Nawawi Al-Bantani, puasa Syawal secara berturut-turut lebih utama, namun, menurut Syekh Ibnu Hajar al-Haitami, pelaksanaannya juga sah jika dilakukan secara terpisah sepanjang masih dalam bulan Syawal.
Jika seseorang memilih untuk berpuasa Senin-Kamis atau puasa Ayyamul Bidh (13, 14, 15 setiap bulan hijriah), ia tetap mendapatkan keutamaan puasa Syawal.
Hukum Puasa Syawal
Puasa Syawal adalah amalan sunnah yang sangat dianjurkan. Namun, ada beberapa ketentuan hukum terkait pelaksanaannya:
- Sunnah: Bagi mereka yang telah menyelesaikan puasa wajib, seperti qadha Ramadhan atau puasa nazar.
- Makruh: Jika dilakukan sebelum menyelesaikan utang puasa Ramadhan yang tertunda karena uzur, seperti sakit atau perjalanan jauh.
- Haram: Jika seseorang sengaja meninggalkan puasa Ramadhan tanpa alasan yang sah dan langsung berpuasa Syawal.
Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk menyelesaikan utang puasa Ramadhan terlebih dahulu sebelum memulai puasa Syawal. Namun, sebagian ulama membolehkan melaksanakan puasa Syawal terlebih dahulu, terutama bagi mereka yang memiliki utang puasa cukup banyak.
Tata Cara Puasa Syawal
Puasa Syawal dapat dilakukan mulai 2 Syawal hingga akhir bulan Syawal, baik secara berurutan maupun terpisah. Anda dapat memilih untuk berpuasa pada 2-7 Syawal secara berturut-turut, atau memilih hari-hari tertentu yang lebih sesuai dengan jadwal, seperti puasa Senin-Kamis atau puasa Ayyamul Bidh. Jika seseorang terhalang melaksanakan puasa Syawal di bulan Syawal, beberapa ulama seperti Imam Al-Khatib as-Syarbini menyebutkan bahwa puasa ini boleh diqadha di bulan lain.
Niat Puasa Syawal
Niat untuk puasa Syawal dapat dilakukan di pagi atau siang hari, tidak harus pada malam hari sebelum fajar. Berikut adalah lafaz niat puasa Syawal yang bisa digunakan:
- Niat malam hari:
“Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta’âlâ”
Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah Ta’ala.” - Niat di pagi atau siang hari:
“Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta’âlâ”
Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Syawal hari ini karena Allah Ta’ala.”
Bolehkah Membatalkan Puasa Syawal?
Puasa Syawal boleh dibatalkan jika ada alasan tertentu, seperti menghormati tamu atau tuan rumah yang merasa keberatan. Rasulullah SAW pernah menegur sahabatnya yang menolak makanan saat bertamu karena sedang berpuasa sunnah.
Dalam keadaan seperti itu, membatalkan puasa sunnah lebih dianjurkan jika dapat menyenangkan hati tuan rumah. Namun, jika tidak ada alasan mendesak, lebih baik menyempurnakan puasa hingga waktu maghrib.
Puasa Syawal adalah amalan sunnah yang penuh dengan keutamaan, di mana umat Islam bisa memperoleh pahala setara dengan puasa sepanjang tahun.
Puasa ini bisa dilakukan baik berturut-turut atau terpisah, sesuai dengan kondisi dan kesempatan masing-masing.
Dengan mengetahui hukum, niat, dan tata cara pelaksanaannya, diharapkan umat Islam dapat melaksanakan puasa Syawal dengan penuh keikhlasan dan memperoleh keberkahan yang besar.
***