Kabarjawa – Tol Trans Jawa merupakan salah satu proyek infrastruktur paling ambisius di Indonesia yang dirancang untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah di Pulau Jawa. Jaringan jalan tol ini direncanakan memiliki panjang total 1.232,78 kilometer, membentang dari Merak, Banten, hingga Banyuwangi, Jawa Timur. Hingga kini, sekitar 1.056,38 kilometer telah beroperasi, menghubungkan Merak hingga Pasuruan. Berikut sejarah panjang Tol Trans Jawa :
Sejarah Pembangunan Tol Trans Jawa
Pembangunan Tol Trans Jawa memiliki perjalanan panjang yang dimulai sejak era Presiden Soeharto dan terus berlanjut hingga era Presiden Prabowo Subianto. Proyek ini dilaksanakan secara bertahap oleh berbagai pemerintahan untuk memastikan kelancaran pembangunan.
Era Presiden Soeharto
Sejarah tol di Indonesia bermula pada tahun 1978 dengan dioperasikannya Tol Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi) sepanjang 59 km. Jalan tol ini menjadi bagian penting dari jaringan Tol Trans Jawa. Selanjutnya, sejumlah ruas tol diresmikan oleh Presiden Soeharto, seperti:
- Jakarta-Tangerang (33 km) pada 1984
- Surabaya-Gempol (49 km) pada 1986
- Jakarta-Cikampek (83 km) pada 1988
- Tangerang-Merak (73 km) pada 1992
- Palimanan-Plumbon-Kanci (26,3 km) pada 1998
Era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Pada masa kepemimpinan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (2004–2014), pembangunan jalan tol mulai kembali dipercepat setelah sempat stagnan. Total panjang tol yang berhasil dibangun selama periode ini mencapai 75 km. Beberapa ruas Trans Jawa yang dibuka pada masa ini antara lain:
- Kanci-Pejagan (35 km) pada 2010
- Surabaya-Mojokerto Seksi 1A (1,89 km) pada 2011
- Semarang-Solo Seksi I (11 km) pada 2011
- Semarang-Solo Seksi II (11,95 km) pada 2014
- Kertosono-Mojokerto Seksi I (14,41 km) pada 2014
Era Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Pada era Presiden Joko Widodo (2015–2018), proyek Tol Trans Jawa memasuki masa penyelesaian besar-besaran. Sejumlah ruas strategis berhasil dioperasikan, seperti:
- Cikopo-Palimanan
- Pejagan-Pemalang
- Pemalang-Batang
- Batang-Semarang
- Semarang-Solo
- Solo-Ngawi
- Ngawi-Kertosono
- Kertosono-Mojokerto
- Surabaya-Mojokerto
- Gempol-Pasuruan
Pada tahun 2018, Tol Trans Jawa resmi beroperasi penuh dari Merak hingga Pasuruan, menyisakan ruas Probolinggo-Banyuwangi sebagai bagian terakhir.
Era Presiden Prabowo Subianto
Di era Presiden Prabowo Subianto, fokus pembangunan diarahkan pada penyelesaian Tol Probolinggo-Banyuwangi yang termasuk Proyek Strategis Nasional (PSN). Proyek ini ditargetkan rampung secara bertahap:
- Konstruksi Tahap 1: Ruas Gending-Besuki sepanjang 49,7 km, ditargetkan selesai pada 2025.
- Konstruksi Tahap 2: Ruas Besuki-Banyuwangi sepanjang 126,72 km, masih dalam tahap perencanaan.
Dampak dan Masa Depan Tol Trans Jawa
Tol Trans Jawa memberikan dampak signifikan terhadap mobilitas masyarakat dan distribusi logistik di Pulau Jawa. Selain mempersingkat waktu tempuh, proyek ini juga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang dilintasinya.
Namun, penyelesaian ruas terakhir, yaitu Probolinggo-Banyuwangi, menjadi tantangan besar. Dengan rampungnya ruas ini, Tol Trans Jawa akan sepenuhnya terintegrasi, menawarkan konektivitas tanpa putus dari ujung barat hingga timur Pulau Jawa.
Tol Trans Jawa adalah bukti nyata kemajuan infrastruktur di Indonesia. Meskipun pembangunannya memakan waktu panjang dan melewati berbagai era pemerintahan, manfaatnya sangat dirasakan oleh masyarakat.
Dengan rampungnya seluruh ruas tol di masa depan, Tol Trans Jawa akan semakin memperkokoh jaringan transportasi nasional, meningkatkan efisiensi logistik, dan mendorong pemerataan pembangunan di Pulau Jawa.(Kabarjawa)