Kabarjawa – Kelenteng Cu An Kiong: Lasem, sebuah kota kecil di Rembang, Jawa Tengah, dikenal sebagai ‘Tiongkok Kecil’ karena kekayaan budaya dan sejarahnya yang kental dengan pengaruh Tionghoa. Salah satu ikon penting di Lasem adalah Kelenteng Cu An Kiong, kelenteng tertua di Pulau Jawa.
Baru-baru ini, Wakil Menteri Kebudayaan (Wamenbud) Giring Ganesha mengunjungi lokasi ini untuk mendukung proses pengusulan Kelenteng Cu An Kiong menjadi cagar budaya nasional. Kunjungan ini menjadi momen penting bagi pelestarian warisan budaya Tionghoa di Indonesia.
Napak Tilas Sejarah Tionghoa di Lasem
Dalam rangka menyambut Tahun Baru Imlek 2576, Giring Ganesha bersama istrinya, Cynthia Riza, melakukan kunjungan ke Lasem. Mereka meninjau beberapa situs bersejarah, salah satunya adalah Kelenteng Cu An Kiong.
Di kelenteng ini, Giring juga berkesempatan mengikuti ritual tradisional Tionghoa, yaitu Ciam Si, yang umum dilakukan oleh penganut Taoisme dan Buddhisme.
Melalui kunjungan ini, Giring menyoroti pentingnya Lasem sebagai salah satu titik awal kedatangan komunitas Tionghoa ke Nusantara.
Wilayah ini dulunya menjadi tempat eksodus bangsa Tionghoa yang kemudian berkontribusi besar terhadap perkembangan budaya lokal, termasuk seni batik khas Lasem yang kaya akan motif tradisional Tionghoa.
Upaya Pengakuan Sebagai Cagar Budaya Nasional
Kelenteng Cu An Kiong saat ini telah diakui sebagai cagar budaya tingkat kabupaten. Namun, Kementerian Kebudayaan, di bawah arahan Giring, sedang mengupayakan agar status kelenteng ini ditingkatkan menjadi cagar budaya nasional.
Menurut Giring, proses pendataan dan komunikasi dengan Direktorat Jenderal terkait akan segera dipercepat.
“Dari tahun 2019 sudah ada usaha agar kelenteng ini menjadi cagar budaya nasional. Kami akan mengusahakan ini secepat mungkin, agar warisan ini bisa terus lestari dan membawa manfaat bagi masyarakat luas,” ujar Giring.
Agni Malagina, sinolog dan periset budaya Tionghoa di Lasem, juga menyampaikan harapannya agar pelestarian budaya di Rembang, termasuk wilayah luar Kecamatan Lasem, mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.
Ia menegaskan bahwa untuk mencapai status kawasan cagar budaya nasional, diperlukan pengakuan terhadap beberapa situs penting lainnya di wilayah ini.
Pentingnya Kelestarian Warisan Budaya
Langkah menjadikan Kelenteng Cu An Kiong sebagai cagar budaya nasional tidak hanya bertujuan melestarikan warisan sejarah, tetapi juga memberikan dampak positif bagi pariwisata dan ekonomi masyarakat setempat. Lasem memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata budaya yang unik, dengan nilai-nilai sejarah yang menarik bagi wisatawan domestik dan mancanegara.
Kelenteng Cu A n Kiong di Lasem merupakan simbol penting dari perjalanan sejarah bangsa Tionghoa di Indonesia.
Upaya menjadikannya sebagai cagar budaya nasional menunjukkan komitmen pemerintah dalam melestarikan kekayaan budaya yang ada.
Dengan pengakuan ini, diharapkan nilai sejarah, budaya, dan ilmu pengetahuan dari kelenteng tersebut dapat terus dinikmati oleh generasi mendatang, sekaligus mendorong pertumbuhan sektor pariwisata di Rembang.(Kabarjawa)