
Kabarjawa – Mitoni atau tingkeban adalah salah satu tradisi adat Jawa yang dilakukan ketika seorang ibu hamil memasuki usia kandungan tujuh bulan.
Upacara ini bertujuan untuk memohon keselamatan bagi sang ibu dan janin dalam kandungannya serta agar proses persalinan nantinya berjalan lancar.
Namun, di era modern ini, tidak sedikit pasangan yang memilih untuk tidak mengadakan upacara mitoni karena berbagai alasan. Lantas, apakah boleh tidak menyelenggarakan mitoni menurut adat Jawa?
Makna dan Tujuan Upacara Mitoni
Dalam budaya Jawa, mitoni memiliki makna mendalam sebagai wujud syukur dan doa kepada Tuhan agar calon bayi lahir dengan selamat.
Upacara ini biasanya diisi dengan berbagai prosesi, seperti siraman (mandi dengan air kembang tujuh rupa), ganti busana ibu hamil sebanyak tujuh kali, serta pemecahan kelapa muda sebagai simbol keselamatan bayi.
Selain unsur spiritual dan simbolis, mitoni juga menjadi momen kebersamaan keluarga serta bentuk penghormatan terhadap leluhur.
Oleh karena itu, dalam adat Jawa, upacara ini dianggap penting dan sebaiknya dilaksanakan.
Apakah Boleh Tidak Menyelenggarakan Mitoni?
Meskipun mitoni merupakan tradisi yang sudah turun-temurun, tidak ada aturan yang mewajibkan seorang ibu hamil untuk melaksanakannya.
Berikut beberapa alasan mengapa sebagian orang memilih untuk tidak mengadakan mitoni:
- Faktor Keyakinan
Beberapa pasangan mungkin memiliki pandangan berbeda dalam hal kepercayaan dan merasa bahwa keselamatan ibu dan bayi cukup didoakan tanpa perlu ritual adat tertentu. - Kondisi Ekonomi
Upacara mitoni, terutama jika dibuat secara besar-besaran, membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, beberapa keluarga memilih untuk tidak melaksanakannya karena alasan finansial. - Pertimbangan Praktis
Di zaman modern, banyak calon orang tua yang lebih memilih fokus pada persiapan persalinan dan kesehatan ibu daripada mengadakan acara adat yang membutuhkan banyak persiapan dan waktu. - Tidak Ada Kewajiban dalam Hukum Adat
Mitoni lebih bersifat tradisi daripada kewajiban mutlak. Dalam adat Jawa, tidak menyelenggarakan mitoni bukanlah sebuah pelanggaran atau hal yang dianggap tabu.
Alternatif Jika Tidak Mengadakan Mitoni
Bagi pasangan yang tidak ingin melaksanakan mitoni tetapi tetap ingin memohon keberkahan, beberapa alternatif yang bisa dilakukan adalah:
- Mengadakan doa bersama dengan keluarga dan kerabat terdekat.
- Memberikan sedekah kepada fakir miskin sebagai wujud rasa syukur.
- Memeriksakan kehamilan secara rutin dan menjaga pola hidup sehat sebagai bentuk persiapan persalinan yang lebih praktis.
Secara adat, mitoni memang memiliki makna spiritual dan budaya yang kuat bagi masyarakat Jawa. Namun, tidak ada kewajiban mutlak untuk melaksanakan upacara ini.
Keputusan untuk mengadakan atau tidak mitoni sepenuhnya tergantung pada keyakinan dan kondisi masing-masing keluarga.
Yang terpenting adalah kesehatan ibu dan janin tetap menjadi prioritas utama dalam menyambut kelahiran sang buah hati.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi calon orang tua yang tengah menantikan kelahiran buah hati mereka.
***