Kabarjawa – Tragedi mengerikan menggemparkan warga Lumajang, Jawa Timur. Seorang suami habisi nyawa istri keduanya, Dian Tri Selvia alias Vita, yang sedang mengandung lima bulan. Kejadian tersebut berawal dari rasa curiga yang muncul akibat percakapan telepon yang mengarah pada dugaan perselingkuhan. Tragisnya, peristiwa ini berujung pada kematian yang mengenaskan bagi Vita.
Kejadian yang Mengguncang Warga Lumajang
Pada malam yang naas, Ahmad Rival, yang mengendarai sepeda motor Honda Supra, tiba di rumah ibu dari istrinya yang bernama Mujiati di Desa Gedangmas, Randuagung, Lumajang. Namun, sesampainya di sana, Rival tidak menemui Vita.
Dengan rasa penasaran, Rival berusaha mencari tahu keberadaan istrinya dengan menghubunginya lewat telepon. Tanpa disangka, telepon tersebut dijawab oleh Vita, namun di balik suara istrinya, terdengar suara seorang pria yang tidak dikenalnya.
Hal ini menambah kecemburuan Rival yang semakin meluap. Rival langsung menyuruh Vita untuk segera pulang, namun suasana semakin tegang karena rasa curiga yang melanda dirinya.
Perasaan marah Rival memuncak, yang pada akhirnya berujung pada tindakan kekerasan yang tidak terkendali.
Suami Habisi Nyawa Istri Kedua : Kematian Tragis yang Menghancurkan Keluarga
Kecurigaan Rival yang belum terjawab sepertinya menjadi pemicu tragedi tersebut. Tidak lama setelah perintah untuk pulang, perselisihan berlanjut hingga akhirnya terjadi insiden yang menewaskan Vita.
Peristiwa ini mengejutkan banyak pihak, terutama mengingat korban tengah hamil lima bulan. Tindakan kejam ini menjadi pukulan berat bagi keluarga yang ditinggalkan, khususnya bagi anak yang belum sempat dilahirkan.
Kasus suami habisi nyawa istri kedua ini merupakan contoh tragis dari hubungan yang berakhir dengan kekerasan akibat kecurigaan yang berlebihan.
Meskipun belum diketahui secara pasti bagaimana persisnya peristiwa itu terjadi, tindakan kekerasan yang berujung pada kematian seorang wanita yang sedang hamil adalah sebuah tragedi yang harus menjadi perhatian masyarakat dan aparat.
Pembunuhan seperti ini menuntut perhatian lebih dari berbagai pihak untuk mencegah terjadinya hal serupa di masa depan.(Kabarjawa)