Kabarjawa – Tragedi Tanah longsor melanda Dusun Banturejo, Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam, Jombang, Kamis (23/1/2025) pagi. Kejadian ini menimbulkan duka mendalam bagi warga, khususnya keluarga yang menjadi korban. Empat rumah rusak akibat longsor ini, dua di antaranya dihuni saat peristiwa terjadi. Longsor terjadi sekitar pukul 05.30 WIB saat sebagian besar warga masih terlelap.
Kondisi Lokasi dan Pemicu Longsor
Longsor ini terjadi di area perkebunan dengan kontur tanah yang cukup curam, menyerupai lereng. Perkebunan tersebut merupakan lahan yang dikelola oleh warga setempat.
Material longsor mencakup tanah dan batu dengan lebar sekitar 20 meter dan ketinggian mencapai 12 meter.
Menurut keterangan warga setempat, tanah longsor ini diduga dipicu oleh hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut beberapa hari sebelumnya, membuat struktur tanah menjadi labil.
Dampak Longsor dan Penanganan Awal
Empat rumah menjadi korban dalam peristiwa ini. Dari keempat rumah tersebut, satu rumah kosong, satu rumah penghuninya selamat karena berhasil melarikan diri, sementara dua rumah lainnya mengalami kondisi tragis.
Pada salah satu rumah, penghuninya terdiri dari satu keluarga dengan dua orang berhasil dievakuasi. Di rumah lainnya, yang dihuni oleh satu keluarga berjumlah empat orang, hanya dua anggota keluarga yang berhasil diselamatkan.
Ducha Ismail (56) dan putrinya, Duwi Ayu Wandira Ismail atau Nadin (9), menjadi korban tertimbun material tanah longsor. Saat kejadian, keduanya sedang tidur di dalam rumah.
Proses Evakuasi dan Kendala di Lapangan
Upaya evakuasi langsung dilakukan oleh tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan. Pada Kamis pagi, jenazah Nadin berhasil ditemukan sekitar pukul 11.20 WIB, tertimbun material tanah bercampur puing bangunan rumah sedalam 1,5 meter.
Sayangnya, hujan yang kembali turun di lokasi membuat pencarian harus dihentikan sementara pada sore harinya.
Pencarian terhadap Ducha Ismail dijadwalkan dilanjutkan pada Jumat (24/1/2025) pagi dengan harapan cuaca mendukung.
Peristiwa tanah longsor di Wonosalam, Jombang, ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bencana alam, terutama di kawasan dengan kontur tanah curam.
Langkah mitigasi dan antisipasi, seperti penanaman tanaman keras serta sistem drainase yang baik, perlu diperhatikan untuk mengurangi risiko serupa di masa mendatang.
Dukungan kepada keluarga korban dan kerja keras tim evakuasi menjadi hal yang sangat penting dalam situasi ini.(Kabarjawa)