Kabarjawa – Kemiskinan ekstrem masih menjadi tantangan besar bagi Kota Semarang, Jawa Tengah. Berdasarkan data terbaru dari Dinas Sosial (Dinsos) Kota Semarang, sebanyak 1.024 keluarga dengan total 5.519 individu masih berada dalam kategori miskin ekstrem. Dinsos menargetkan kondisi zero kemiskinan ekstrem dapat tercapai pada tahun 2025.
Fokus Wilayah Kemiskinan Ekstrem
Kepala Dinsos Kota Semarang, Heroe Soekendar, mengungkapkan bahwa kemiskinan ekstrem banyak ditemukan di wilayah padat penduduk, seperti Kecamatan Semarang Utara, Tembalang, dan Pedurungan. Di sisi lain, Kecamatan Tugu menjadi satu-satunya wilayah yang telah berhasil mencapai kondisi zero kemiskinan ekstrem.
Meski sempat mencapai angka nol pada tahun 2023, perubahan data dan kondisi sosial membuat angka kemiskinan ekstrem kembali meningkat. Faktor-faktor seperti disabilitas, lansia tidak produktif, dan pemutusan hubungan kerja (PHK) menjadi penyebab utama bertambahnya jumlah keluarga miskin ekstrem.
Strategi dan Langkah Intervensi
Untuk mencapai target zero kemiskinan ekstrem, Dinsos bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya tengah melakukan sejumlah langkah strategis:
- Verifikasi dan Validasi Data (Verval): Proses verval data sedang dilakukan untuk memastikan kebutuhan masyarakat miskin ekstrem dapat diidentifikasi dengan tepat. Fokus utama verval adalah warga disabilitas guna menentukan apakah mereka membutuhkan alat bantu atau dukungan usaha mandiri.
- Intervensi Multisektoral: Intervensi akan dimulai pada Februari 2025, melibatkan berbagai OPD, di antaranya:
- Permakanan: Pemenuhan kebutuhan pangan melalui bantuan langsung.
- Perumahan: Intervensi dari Disperkim untuk memperbaiki atau menyediakan hunian yang layak.
- Kesehatan: Dinkes akan mengatasi masalah stunting yang mungkin dialami keluarga miskin ekstrem.
- Program Keluarga Berencana (KB): Disdalduk KB mendukung kebutuhan program KB di keluarga yang membutuhkan.
Harapan
Heroe Soekendar optimis bahwa target zero kemiskinan ekstrem dapat tercapai pada tahun ini. Ia berharap intervensi yang dilakukan oleh Dinsos dan OPD lainnya mampu memberikan solusi konkret bagi warga miskin ekstrem di Kota Semarang.
Dengan langkah kolaboratif yang melibatkan berbagai pihak, diharapkan upaya ini dapat mempercepat pengentasan kemiskinan ekstrem, mewujudkan Kota Semarang sebagai wilayah yang lebih sejahtera dan inklusif.(Kabarjawa)