Kabarjawa – Malioboro, kawasan wisata ikonik di Yogyakarta, menjadi perhatian Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X karena lonjakan produksi sampah saat malam Minggu. Data menunjukkan, volume sampah di kawasan tersebut mencapai 1 ton hanya dalam semalam, yang membuat Sultan HB X heran dan prihatin.
Lonjakan Sampah di Malioboro Saat Malam Minggu
Malioboro dikenal sebagai pusat wisata yang selalu ramai pengunjung, terutama di akhir pekan. Namun, tingginya jumlah wisatawan membawa dampak negatif berupa peningkatan volume sampah. Sultan HB X menyampaikan keheranannya terkait fenomena ini. Beliau menduga sampah tersebut mayoritas berasal dari makanan dan minuman yang dibawa wisatawan dari luar kawasan Malioboro.
“Masak hanya malam Minggu saja bisa menghasilkan sampah lebih dari 1 ton,” ungkap Sultan HB X. Fenomena ini mengindikasikan kurangnya kesadaran wisatawan terhadap kebersihan lingkungan di destinasi wisata populer ini.
Pentingnya Pengolahan Sampah di Setiap Kabupaten/Kota
Menanggapi situasi ini, Sultan HB X menekankan pentingnya keberadaan fasilitas pengolahan sampah di setiap kabupaten dan kota di DIY. Beliau mencontohkan proyek pembangunan fasilitas pengolahan sampah di Bantul yang direncanakan selesai pada Maret atau April mendatang. Kehadiran fasilitas ini diharapkan mampu mengelola sampah lebih efektif, mengurangi beban tempat pembuangan akhir, sekaligus menghasilkan produk bernilai ekonomi.
Potensi Ekonomi dari Pengelolaan Sampah
Sultan HB X juga menyoroti peluang ekonomi dari pengelolaan sampah. Sampah organik, misalnya, dapat diolah menjadi kompos, sedangkan limbah kayu seperti ranting dapat diproses menjadi bahan bakar alternatif untuk dikirim ke Cilacap dan Pacitan. Langkah ini tidak hanya berpotensi meningkatkan pendapatan daerah tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat.
Masalah sampah di Malioboro, terutama saat malam Minggu, menjadi perhatian serius Gubernur DIY Sri Sultan HB X. Dengan mengedepankan solusi berupa pembangunan fasilitas pengolahan sampah di seluruh kabupaten/kota, diharapkan permasalahan ini dapat diatasi secara berkelanjutan. Selain menjaga kebersihan lingkungan, pengelolaan sampah yang baik juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat DIY.(Kabarjawa)