Kabarjawa – Penipuan berkedok program sosial semakin marak di Indonesia. Baru-baru ini, seorang pengusaha katering di Kota Batu, Jawa Timur menjadi korban penipuan pesanan fiktif yang mengatasnamakan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Penipuan ini menyebabkan kerugian materi yang tidak sedikit, mengingat keterlibatan pelaku usaha dalam mendukung program pemerintah untuk meningkatkan gizi masyarakat.
Penipuan Pesanan Makan Bergizi Gratis
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan sejak 6 Januari 2025 bertujuan untuk menyediakan makanan bergizi secara gratis kepada masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Program ini melibatkan kerjasama antara Badan Gizi Nasional (BGN), pemerintah daerah, dan komunitas lokal. Namun, modus penipuan yang mengatasnamakan program ini mulai merugikan para pengusaha katering.
Salah satu kasus terjadi di Kota Batu, Jawa Timur, di mana seorang pengusaha katering mengalami kerugian Rp 3 juta. Pesanan makanan yang hampir selesai diproses ternyata fiktif. Penipuan ini dilakukan oleh seseorang yang mengaku sebagai pekerja dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Batu. Hingga 80 persen pesanan telah disiapkan sebelum korban menyadari bahwa pesanan tersebut tidak nyata.
Modus Penipuan MBG di Berbagai Daerah
Tidak hanya di Kota Batu, kasus serupa juga dilaporkan di Kota Semarang, Jawa Tengah, dan Kediri, Jawa Timur. Di Semarang, belasan pengusaha katering hampir menjadi korban penipuan dengan modus tawaran kerjasama MBG senilai Rp 100-500 juta. Untungnya, mereka tidak langsung menerima tawaran tersebut, sehingga terhindar dari kerugian.
Sementara itu, di Kediri, beberapa pengusaha katering menjadi korban penipuan dengan total kerugian mencapai Rp 72 juta. Mereka diminta untuk menyetorkan uang muka agar bisa menjadi pemasok bagi program MBG. Uang muka yang dijanjikan akan dikembalikan ternyata tidak pernah dikembalikan, dan lokasi yang disebut sebagai kantor pelaksana program hanyalah rumah kosong.
Tanggapan Badan Gizi Nasional
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menegaskan bahwa BGN tidak memungut biaya apapun dari masyarakat untuk pelaksanaan program MBG. Dadan juga memastikan bahwa petugas resmi BGN selalu dilengkapi dengan dokumen tugas resmi yang bisa diverifikasi. Ia mengimbau masyarakat untuk melaporkan kejadian mencurigakan dan memastikan informasi resmi hanya melalui situs resmi BGN.
Evaluasi dan Progres Program MBG
Sejak diluncurkan, program MBG terus dievaluasi dan menunjukkan progres yang signifikan. Dalam waktu kurang dari dua minggu, program ini telah menjangkau 31 provinsi, dengan target mencapai 15 juta penerima manfaat pada akhir 2025. Pemerintah juga menargetkan 82,9 juta penerima manfaat pada tahun 2029.
Varian menu MBG di setiap daerah disesuaikan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang ditetapkan oleh BGN. Setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dilengkapi dengan ahli gizi untuk memastikan kualitas makanan.
Evaluasi terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan cakupan program, mengingat MBG adalah program unggulan dari Presiden Prabowo Subianto.
Pengusaha Harus Lebih Waspada
Penipuan yang mengatasnamakan program Makan Bergizi Gratis menimbulkan kerugian bagi para pengusaha katering di berbagai daerah. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan melaporkan segala bentuk penipuan.
Sementara itu, pemerintah terus melakukan evaluasi dan perbaikan untuk memastikan program MBG berjalan dengan lancar dan mencapai target yang telah ditetapkan.(Kabarjawa)