Tradisi Ketuk Pintu Sambut Perayaan Imlek di Semarang

Bagikan :

Kabarjawa – Perayaan Tahun Baru Imlek di Kota Semarang selalu menjadi momen yang dinantikan oleh warga setempat dan wisatawan. Salah satu tradisi yang khas adalah “Ketuk Pintu,” sebuah kegiatan tahunan yang melibatkan kunjungan ke sembilan klenteng di Kawasan Pecinan Semarang. Tradisi ini tidak hanya memperkaya budaya lokal, tetapi juga menjadi daya tarik wisata yang memperlihatkan harmoni budaya dan toleransi beragama.

Tradisi Ketuk Pintu: Perayaan Awal Imlek

Tradisi Ketuk Pintu di Semarang dimulai sejak pagi dengan rombongan panitia dan Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata (Kopi Semawis) mengunjungi sembilan klenteng di Kawasan Pecinan. Kegiatan ini diiringi oleh musik khas dan atraksi barongsai, menciptakan suasana yang meriah dan penuh semangat.

“Kami mendatangi sembilan klenteng untuk sosialisasi dan pemberitahuan akan adanya Pasar Semawis,” kata Ketua Kopi Semawis, Harjanto Halim. Kegiatan ini dianggap sebagai wujud kearifan lokal yang terus dilestarikan.

Daftar Sembilan Klenteng yang Dikunjungi

  1. Siu Hok Bio di Jalan Wotgandul Timur
  2. Tek Hay Bio/Kwee Lak Kwa di Jalan Gang Pinggir
  3. Tay Kak Sie di Jalan Gang Lombok
  4. Kong Tik Soe di Jalan Gang Lombok
  5. Kelenteng Hoo Hok Bio di Jalan Gang Cilik
  6. Tong Pek Bio di Jalan Gang Pinggir
  7. Kelenteng Wie Hwie Kiong di Jalan Sebandaran I
  8. Ling Hok Bio di Jalan Gang Pinggir
  9. See Hoo Kiong/Ma Tjouw Kiong di Jalan Sebandaran

Akulturasi Budaya di Pecinan Semarang

Tradisi Ketuk Pintu melibatkan ratusan peserta, termasuk ibu-ibu yang mengenakan kebaya dan pria yang menggunakan sarung. Pakaian tradisional ini menjadi simbol akulturasi budaya Cina, Jawa, dan Islam yang harmonis. Harjanto Halim menyatakan bahwa momentum ini semakin kuat dengan adanya pemerintahan baru di tingkat nasional, provinsi, dan kota, yang memberikan harapan besar untuk perkembangan wisata di Pecinan Semarang.

Apresiasi dari Pemerintah Kota

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Sugiyanto, mengapresiasi tradisi Ketuk Pintu dan Pasar Semawis. Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya menarik wisatawan tetapi juga menunjukkan tingginya toleransi beragama di Kota Semarang. “Pemerintah Kota Semarang berkomitmen untuk terus merevitalisasi Kawasan Pecinan sebagai destinasi wisata berbasis sejarah dan warisan budaya,” tambahnya.

Tradisi Ketuk Pintu di Semarang merupakan salah satu contoh bagaimana budaya lokal dapat menjadi magnet wisata yang mempererat harmoni dan toleransi antarbudaya. Dengan dukungan pemerintah dan komunitas lokal, perayaan Imlek di Kawasan Pecinan Semarang terus berkembang sebagai destinasi wisata yang kaya akan nilai sejarah dan budaya.(Kabarjawa)

Berita Terbaru

Satu Keluarga Asal Semarang Meninggal dalam Kecelakaan Bus Umrah di Arab Saudi
Satu Keluarga Asal Semarang Meninggal dalam Kecelakaan Bus Umrah di Arab Saudi
Prediksi Lonjakan Penumpang di Terminal Arjosari Saat Mudik Lebaran 2025
Prediksi Lonjakan Penumpang di Terminal Arjosari Saat Mudik Lebaran 2025
Patroli Gabungan Pastikan Eks Ladang Ganja di TNBTS Lumajang Bersih dari Aktivitas Ilegal
Patroli Gabungan Pastikan Eks Ladang Ganja di TNBTS Lumajang Bersih dari Aktivitas Ilegal
Banyuwangi Genjot Perbaikan Jalan Menjelang Arus Mudik Lebaran 2025
Banyuwangi Genjot Perbaikan Jalan Menjelang Arus Mudik Lebaran 2025
Kasus Sadis di Bantul Cekikan Maut Akibat Tahu Bakso Gosong
Kasus Sadis di Bantul: Cekikan Maut Akibat Tahu Bakso Gosong

Terpopuler

Rekomendasi Toples Lebaran 2025 Murah
Rekomendasi Toples Lebaran 2025: Aesthetic, Mewah tapi Murah Mulai 40 Ribuan
Profil Gus Akira
Lagi Viral, Profil Gus Akira: Silsilah Keluarga hingga Riwayat Pekerjaan
Jadwal Bank Lebaran 2025
Jadwal Bank Saat Lebaran 2025 BRI, BNI, Mandiri: Tutup & Operasional Buka Lagi Tanggal Berapa?
Bidan Rita Viral
Viral di TikTok, Siapa Bidan Rita? Sosok Wanita Jadi Omongan sampai Sekarang
Link Prank Pengumuman SNBP 2025
SNBP Fake 2025: Lagi Viral Link Prank Pengumuman Kelulusan, Begini Cara Membuatnya