Kabarjawa – Sektor pertanian di Indonesia mengalami tantangan besar karena semakin berkurangnya jumlah petani. Banyak generasi muda yang kurang tertarik menggeluti dunia pertanian akibat anggapan penghasilan yang rendah. Namun, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) menghadirkan solusi inovatif dengan program Brigade Pangan, yang diklaim mampu memberikan penghasilan hingga Rp 20 juta per bulan bagi petani milenial.
Program Brigade Pangan: Solusi Regenerasi Petani
Kementerian Pertanian merancang program Brigade Pangan sebagai langkah strategis dalam meregenerasi petani di Indonesia. Program ini berfokus pada optimalisasi lahan rawa serta pencetakan sawah baru yang selama ini belum tergarap secara maksimal.
Dalam implementasinya, program ini melibatkan pemuda lokal yang akan diberikan sarana produksi pertanian serta alat pertanian modern guna mengolah lahan secara lebih produktif. Setiap brigade terdiri dari 15 orang dan diberikan tanggung jawab menggarap 200 hektare lahan pertanian.
Pendapatan Petani Milenial dalam Brigade Pangan
Menurut Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono, program ini memiliki potensi besar dalam meningkatkan kesejahteraan petani muda. Dengan sistem bagi hasil dari panen setelah dikurangi biaya operasional, setiap anggota brigade bisa memperoleh pendapatan berkisar Rp 15 juta hingga Rp 20 juta per bulan.
Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi anak muda agar tertarik mengembangkan sektor pertanian yang selama ini kurang diminati.
Mengapa Jumlah Petani Menurun?
Penurunan jumlah petani di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah semakin beragamnya lapangan pekerjaan yang tersedia bagi generasi muda.
Pada era 60-70an, pilihan pekerjaan lebih terbatas, sehingga mayoritas masyarakat memilih bertani sebagai profesi utama. Namun, seiring berkembangnya zaman, pertumbuhan sektor industri, jasa, dan digital membuka peluang kerja yang lebih beragam, membuat sektor pertanian kurang diminati.
Selain itu, luas lahan pertanian yang stagnan atau bahkan berkurang turut menjadi faktor yang menghambat regenerasi petani.
Program Brigade Pangan yang diinisiasi Kementan menjadi peluang emas bagi generasi milenial yang ingin menekuni dunia pertanian dengan penghasilan yang menjanjikan.
Dengan sistem yang lebih modern dan dukungan alat pertanian, profesi petani tidak lagi dipandang sebagai pekerjaan yang kurang prospektif.
Jika program ini berhasil diterapkan secara luas, bukan tidak mungkin sektor pertanian di Indonesia akan kembali bergairah dan menghasilkan generasi petani baru yang lebih inovatif serta berdaya saing tinggi.(Kabarjawa)