
Kabarjawa – Aksi kenakalan remaja kembali terjadi di Kota Semarang. Polsek Gunungpati menangkap enam remaja yang diduga melempari pengendara motor dengan batu di Jalan Raya Gunungpati-Ungaran.
Selain itu, mereka juga diketahui merencanakan perang sarung di kawasan Jurang Damprit. Peristiwa ini mendapat perhatian serius dari pihak kepolisian dan masyarakat sekitar.
Polisi Amankan Enam Remaja di Gunungpati
Kejadian bermula saat sekelompok remaja berkumpul di Kelurahan Sumurrejo, Kecamatan Gunungpati, Semarang, pada Minggu (2/2/2025) dini hari. Berdasarkan laporan warga, sekitar pukul 02.30 WIB, sekelompok remaja terlihat berkumpul dengan niat awal untuk melakukan perang sarung.
Namun, karena lawan mereka tidak kunjung datang, mereka justru melakukan aksi pelemparan batu ke arah pengendara yang melintas.
Tim Reskrim Polsek Gunungpati yang mendapatkan informasi tersebut langsung bergerak cepat ke lokasi kejadian. Saat tiba di tempat kejadian perkara (TKP), beberapa remaja melarikan diri ke area hutan. Meski begitu, polisi berhasil mengamankan enam orang pelaku.
Identitas dan Barang Bukti yang Diamankan
Enam remaja yang berhasil diamankan antara lain EF (16), RJP (16), RRA (17), MAF (17), ONP (18) yang masih berstatus pelajar, serta ZWW (20), warga Kelurahan Sumurrejo yang tidak memiliki pekerjaan.
Selain menangkap para pelaku, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti berupa 12 unit handphone, 4 unit sepeda motor, serta 2 buah sarung yang diduga akan digunakan untuk perang sarung.
Pembinaan dan Tindakan Hukum
Setelah berhasil mengamankan para pelaku, kepolisian membawa mereka ke Mapolsek Gunungpati untuk dilakukan pembinaan lebih lanjut. Polisi mengingatkan agar kejadian serupa tidak terulang, serta menekankan pentingnya pengawasan orang tua terhadap anak-anak mereka, terutama di malam hari.
Aksi kenakalan remaja seperti perang sarung dan pelemparan batu ke pengendara merupakan tindakan yang sangat membahayakan dan dapat berujung pada konsekuensi hukum. Kepolisian telah mengambil langkah tegas dengan mengamankan pelaku dan memberikan pembinaan.
Diharapkan, peristiwa ini menjadi pembelajaran bagi masyarakat, khususnya orang tua, untuk lebih memperhatikan aktivitas anak-anak mereka guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang.(Kabarjawa)