
Kabarjawa – Misteri Lempar Uang Jalan Krumput yang terletak di Desa Pageralang, Kecamatan Kemranjen, Banyumas, memiliki daya tarik tersendiri. Selain jalurnya yang berkelok serta naik turun, kawasan ini juga dikenal karena suasananya yang angker.
Tidak ada permukiman warga di sepanjang jalan sepanjang dua kilometer ini, hanya jajaran pohon karet yang semakin memperkuat kesan mistis.
Salah satu fenomena unik yang terjadi di sini adalah kebiasaan pengendara melempar uang ke tepi jalan. Kegiatan ini telah berlangsung selama puluhan tahun dan dipercaya sebagai ritual tolak bala oleh sebagian orang.
Fenomena Lempar Uang di Jalan Krumput
Sejak lama, warga setempat kerap duduk di pinggir jalan untuk menunggu lemparan uang dari pengendara yang melintas. Mereka yang mengumpulkan uang ini sebagian besar adalah warga Desa Pageralang dan Desa Karangrau. Meski awalnya hanya beberapa orang, kini jumlahnya mencapai sekitar 150 orang.
Pada akhir pekan atau hari libur, jumlah uang yang didapat lebih banyak dibandingkan hari biasa. Umumnya, pengendara melempar uang recehan, tetapi ada juga yang melempar uang dalam nominal besar seperti Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu meskipun jarang terjadi.
Seorang warga bernama Sariyah, yang telah menjalani kegiatan ini sejak tahun 2006, mengaku bisa mengumpulkan minimal Rp 10 ribu per hari.
Sejarah dan Mitos yang Berkembang
Tradisi ini dipercaya berawal dari kondisi jalan yang sepi dan gelap di masa lalu. Beberapa warga sering duduk di sekitar perbatasan desa untuk berjaga-jaga dari kemungkinan kecelakaan.
Suatu ketika, pengendara yang melintas mulai melemparkan uang, yang akhirnya berkembang menjadi kebiasaan hingga sekarang.
Banyak orang percaya bahwa lemparan uang ini berfungsi sebagai tolak bala untuk keselamatan perjalanan. Ada pula pengendara yang sengaja berhenti untuk meminta doa dari warga setempat, baik untuk kelancaran usaha, keselamatan, bahkan urusan pribadi seperti perceraian yang belum selesai.
Jalan Krumput: Rawan Kecelakaan
Selain dikenal dengan mitos lempar uang, Jalan Krumput juga memiliki reputasi sebagai jalur rawan kecelakaan. Kondisi jalan yang berkelok dan berbukit membuat jarak pandang pengendara terbatas. Salah satu kecelakaan paling tragis yang pernah terjadi adalah insiden bus Karya Sari yang masuk ke jurang sekitar 10 tahun lalu dan menewaskan 15 orang.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kecelakaan besar mulai jarang terjadi. Faktor seperti perbaikan jalan dan kesadaran pengendara dalam berkendara lebih berhati-hati menjadi penyebabnya. Meski begitu, kecelakaan kecil seperti motor tergelincir akibat tumpahan oli masih sering terjadi.
Fenomena lempar uang di Jalan Krumput telah menjadi tradisi yang bertahan hingga puluhan tahun. Awalnya hanya dilakukan oleh segelintir orang, kini sudah menjadi mata pencaharian bagi sebagian warga setempat.
Terlepas dari mitos tolak bala, tradisi ini menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sekitar. Meskipun banyak yang menganggapnya sebagai bentuk keberkahan, tetap diperlukan kewaspadaan bagi pengendara agar tetap berhati-hati saat melintasi jalur ini demi keselamatan bersama.(Kabarjawa)