7 Pantangan Menikah dalam Tradisi Jawa: Menjaga Keharmonisan dan Keselarasan

Bagikan :
Pantangan Menikah dalam Tradisi Jawa/Unsplash

Kabarjawa – Menikah adalah momen sakral dalam kehidupan setiap orang, dan dalam tradisi Jawa, pernikahan bukan hanya sekadar ikatan antara dua individu, tetapi juga antara dua keluarga. Untuk itu, banyak orang Jawa yang percaya bahwa ada pantangan-pantangan tertentu yang harus dihindari agar pernikahan dapat berjalan lancar dan penuh berkah. Pantangan-pantangan ini dianggap sebagai bagian dari norma dan tradisi yang telah diwariskan turun-temurun.

Artikel ini akan membahas beberapa pantangan menikah dalam tradisi Jawa yang dipercaya dapat mempengaruhi kelancaran pernikahan dan kehidupan setelahnya.

1. Menikah pada Hari Tertentu

Dalam tradisi Jawa, ada beberapa hari yang dianggap tidak baik untuk melangsungkan pernikahan. Hari-hari ini diyakini dapat membawa nasib buruk atau ketidakberuntungan bagi pasangan yang menikah pada hari tersebut. Beberapa hari yang dianggap tidak baik untuk pernikahan antara lain:

  • Hari Jumat Legi: Dalam beberapa kepercayaan, pernikahan yang dilaksanakan pada Jumat Legi dianggap dapat membawa kesulitan dalam kehidupan pernikahan.
  • Hari Selasa Kliwon: Selain Jumat Legi, Selasa Kliwon juga dianggap sebagai hari yang kurang baik untuk pernikahan karena diyakini dapat mendatangkan masalah atau hambatan dalam rumah tangga.

Pemilihan hari pernikahan yang baik dalam budaya Jawa sangat penting karena diyakini akan mempengaruhi keharmonisan rumah tangga dan membawa keberkahan bagi pasangan yang menikah.

2. Tidak Boleh Menikah dengan Saudara Sepupu

Dalam tradisi Jawa, ada larangan menikah dengan saudara sepupu atau yang masih memiliki hubungan darah dekat. Kepercayaan ini berakar pada aturan agar pasangan pernikahan tidak memiliki hubungan darah yang terlalu dekat, yang dapat berdampak pada keturunan yang tidak sehat atau cacat. Hal ini juga diyakini untuk menghindari adanya permasalahan dalam generasi yang akan datang.

Menikah dengan saudara sepupu atau kerabat dekat dapat menimbulkan ketegangan dalam keluarga dan dianggap melanggar norma sosial yang berlaku. Oleh karena itu, memilih pasangan yang tidak memiliki hubungan darah yang terlalu dekat sangat dianjurkan dalam budaya Jawa.

3. Menikah dengan Orang yang Memiliki Weton Sama

Weton dalam tradisi Jawa sangat penting karena diyakini memiliki pengaruh besar terhadap takdir dan kehidupan seseorang. Ada pantangan menikah dengan orang yang memiliki weton yang sama, karena dipercaya akan membawa ketidakcocokan dalam hubungan. Kombinasi weton yang serupa bisa menandakan adanya kesulitan atau ketidakberuntungan dalam pernikahan, baik dalam hal komunikasi, keuangan, ataupun keharmonisan.

Beberapa orang Jawa meyakini bahwa pasangan dengan weton yang tidak cocok akan lebih rentan menghadapi masalah dalam rumah tangga mereka, sehingga penting untuk mempertimbangkan perbedaan weton antara pasangan.

4. Menikah Saat Orang Tua Masih Hidup (Bagi Orang yang Sudah Menjanda atau Duda)

Tradisi Jawa juga mengatur agar seorang duda atau janda tidak menikah kembali dalam waktu dekat setelah kematian pasangan hidupnya, terutama jika orang tua masih ada. Dalam kepercayaan Jawa, menikah kembali sebelum waktu yang dianggap cukup dapat menimbulkan ketidaknyamanan dalam hubungan keluarga dan dianggap kurang menghormati almarhum pasangan sebelumnya.

Selain itu, keluarga besar juga diyakini akan menghadapi banyak godaan atau masalah yang mungkin timbul jika pernikahan terlalu cepat dilakukan. Oleh karena itu, diperlukan waktu untuk berduka dan menjaga hubungan dengan orang tua atau keluarga besar sebelum memutuskan untuk menikah kembali.

5. Menikah pada Bulan Purnama atau Bulan Baru

Bulan purnama dan bulan baru dalam tradisi Jawa dianggap memiliki pengaruh tertentu terhadap energi alam semesta. Menikah pada hari-hari tersebut diyakini bisa membawa ketegangan atau hambatan dalam pernikahan. Banyak yang percaya bahwa bulan purnama dapat mengganggu kestabilan emosi pasangan, sedangkan bulan baru dianggap membawa energi negatif yang bisa memengaruhi hubungan mereka di masa depan.

Karena itu, banyak pasangan yang memilih untuk menikah pada fase bulan yang lebih netral, seperti bulan sabit atau fase pertengahan bulan yang diyakini lebih mendukung keharmonisan rumah tangga.

6. Menikah di Tempat yang Tidak Disukai Keluarga Besar

Pernikahan dalam tradisi Jawa sangat erat kaitannya dengan restu keluarga besar, dan tempat pernikahan juga harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Ada pantangan untuk menikah di tempat yang tidak disetujui atau tidak disukai oleh keluarga besar, karena hal tersebut dapat memengaruhi hubungan antara kedua belah pihak keluarga. Bahkan, ada yang percaya bahwa menikah di tempat yang tidak disukai oleh keluarga besar bisa mendatangkan perasaan tidak nyaman atau masalah dalam pernikahan.

7. Menikah Saat Masih Ada Utang atau Perselisihan Keluarga

Sebelum menikah, penting untuk menyelesaikan masalah yang ada, seperti utang atau perselisihan keluarga. Dalam tradisi Jawa, ada pantangan menikah dalam kondisi tersebut karena dipercaya bahwa masalah yang belum terselesaikan akan membebani pernikahan dan dapat menimbulkan kesulitan di kemudian hari. Oleh karena itu, keluarga disarankan untuk menyelesaikan semua masalah terlebih dahulu agar pernikahan dapat berjalan dengan lancar dan penuh berkah.

Pantangan menikah dalam tradisi Jawa bukanlah sekadar larangan tanpa dasar, melainkan bagian dari filosofi dan kepercayaan yang bertujuan menjaga keharmonisan, kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupan pernikahan. Meskipun tidak semua orang Jawa mematuhi semua pantangan ini, bagi mereka yang menghargai tradisi, mengikuti pantangan-pantangan ini diyakini dapat menciptakan pernikahan yang langgeng dan penuh berkah.

Memahami dan menghormati tradisi ini dapat memberikan panduan bagi pasangan dalam menjalani kehidupan rumah tangga yang harmonis dan penuh keberkahan. Namun, yang terpenting adalah komitmen, cinta, dan saling pengertian antara pasangan untuk membangun rumah tangga yang bahagia.

Berita Terbaru

913f97ee-b789-4313-82ce-94fe55c42aeb
Lagi Trending, Film 'Pengepungan di Bukit Duri' Tentang Apa? Cek Sinopsis, Pemain dan Jadwal Tayangnya
ulah dc
Viral, Lurah di Gunungkidul Disiram Air oleh Oknum DC saat Ditagih Utang
1600w-3wSk0G4t3X8
Contoh Amanat Upacara Sekolah Tema Hari Kartini 21 April 2025 Terbaru, Cocok untuk SD, SMP hingga SMA/SMK
6064162418436718916
Menteri Lingkungan Hidup: Akan Ada Imbal Jasa untuk Pelestari Lingkungan dari Penerima Manfaatnya
6064162418436718901
Menteri Lingkungan Hidup Perintahkan Semua Kapolres Tangani Pembuangan Sampah Ilegal

Terpopuler

Nama-nama Anomali Viral
Daftar Nama-nama Anomali: Paling Viral Tung Tung Tung Sahur sampai Tralalero Tralala
Jadwal Bioskop Gunungkidul Hari Ini
Jadwal Bioskop Gunungkidul, NSC Wonosari Hari Ini & Harga Tiket Masuk
Lowker PPSU Jakarta 2025
Cara Melamar PPSU 2025, Loker Jakarta Minimal Lulusan SD, Apakah Bisa Daftar Online?
Cara Bikin Foto Main PS di ChatGPT
Lagi Viral, Begini Cara Edit Foto Main PS di ChatGPT: Bisa Bikin Gratis
Cara Mengatasi Tidak Bisa Aktivasi MFA di ASN Digital
Cara Mengatasi Gagal Aktivasi MFA ASN Digital: Reset Pakai Akun Email Lain