
Kabarjawa – Industri musik terus berkembang dengan hadirnya band-band yang membawa konsep unik dan pesan mendalam. Salah satunya adalah Sukatani, duo band post-punk asal Purbalingga, Jawa Tengah, yang tidak hanya menawarkan musik berenergi, tetapi juga membawa misi sosial dan lingkungan.
Band ini dikenal dengan aksi panggung khas, seperti mengenakan topeng dan membagikan sayuran kepada penonton.
Lebih dari sekadar hiburan, Sukatani adalah gerakan yang mengedukasi masyarakat tentang pentingnya agraria dan konsumsi pangan lokal.
Perjalanan Sukatani dan Konsep Musik yang Berbeda
Sukatani digawangi oleh dua musisi berbakat, Muhammad Syifa Al Lutfi (Alectroguy) sebagai gitaris dan Novi Citra (Twister Angel) sebagai vokalis.
Mereka menciptakan identitas unik dengan lirik berbahasa Jawa Banyumasan, memberikan warna lokal yang khas dalam skena musik post-punk.
Aksi mereka membagikan sayuran bukanlah sekadar gimmick, melainkan bagian dari misi menyuarakan isu agraria dan pentingnya pangan sehat serta berkelanjutan.
Dari Petani ke Musisi
Sebelum terjun ke dunia musik, Syifa adalah seorang petani muda yang aktif dalam gerakan pertanian organik. Pada tahun 2018, ia bersama sembilan rekannya membentuk kelompok bernama Harvestmind.
Mereka menyewa lahan seluas 4.200 meter persegi di Desa Karangpetir, Purbalingga, dan bekerja sama dengan Aliansi Organik Banyumas (AOB) serta organisasi lingkungan dunia.
Upaya mereka berhasil menciptakan demonstration plot (demplot) untuk pertanian organik yang mandiri energi.
Pengalaman inilah yang membentuk perspektif Syifa dalam bermusik. Lewat Sukatani, ia ingin menyampaikan pesan tentang pentingnya ketahanan pangan, pelestarian lingkungan, dan kemandirian agraria.
Musik mereka menjadi alat untuk mengedukasi dan menginspirasi generasi muda agar lebih peduli terhadap isu-isu tersebut.
Musik Sebagai Gerakan Sosial
Sukatani bukan sekadar band, tetapi juga simbol gerakan sosial yang berusaha mengangkat isu agraria dan ekologi ke dalam ranah seni.
Dengan menggabungkan musik post-punk yang enerjik dengan nilai-nilai budaya dan lingkungan, mereka berhasil menciptakan pengaruh positif bagi penggemarnya.
Pesan yang mereka bawa tidak hanya terdengar dalam lirik, tetapi juga terasa dalam aksi nyata mereka di atas panggung.
Sukatani membuktikan bahwa musik bisa menjadi alat perubahan sosial yang kuat. Dengan latar belakang petani dan kepedulian terhadap lingkungan, mereka menjadikan musik sebagai medium edukasi dan inspirasi.
Aksi panggung yang unik dan pesan agraria yang kuat menjadikan mereka lebih dari sekadar band post-punk biasa.
Sukatani adalah gerakan yang mengajak masyarakat untuk lebih menghargai pangan lokal, mendukung pertanian berkelanjutan, dan menjaga kelestarian lingkungan.(Kabarjawa)