
Kabarjawa – Kota Semarang kembali digemparkan dengan insiden kekerasan antar pelajar yang berujung maut. Seorang siswa SMKN 10 Semarang, APW alias P (18), ditemukan tewas setelah mengalami pembacokan usai duel dengan pelajar lain di Jalan Barito, Kelurahan Rejosari, Kecamatan Semarang Timur.
Kejadian ini mengundang keprihatinan masyarakat setempat dan memunculkan kekhawatiran akan meningkatnya aksi kekerasan di kalangan remaja.
Kronologi Kejadian
Insiden tragis ini terjadi pada Rabu malam. Berdasarkan informasi yang dihimpun, P dijemput oleh seorang temannya menggunakan sepeda motor Beat sekitar pukul 18.17 WIB dari rumahnya di Kelurahan Tanjung Mas.
Tidak ada tanda-tanda paksaan saat penjemputan, yang menunjukkan bahwa P kemungkinan telah merencanakan pertemuan tersebut.
Sekitar pukul 20.00 WIB, keluarga korban mendapat kabar bahwa P telah dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis akibat luka bacok yang sangat parah. Meskipun sempat menjalani perawatan dan operasi, nyawa P tidak dapat diselamatkan dan dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 00.00 WIB.
Fakta di Lapangan dan Kondisi Korban
Ketua RT setempat, Alimun (40), mengungkapkan bahwa korban mengalami luka bacok yang fatal di bagian dada hingga menembus paru-paru.
Selain itu, tiga jarinya putus, diduga akibat tebasan senjata tajam berjenis parang panjang.
Keluarga korban yang terkejut dengan kejadian ini berusaha mencari rekaman CCTV di sekitar rumah untuk mengidentifikasi siapa yang menjemput P. Namun, rekaman tersebut tidak cukup jelas untuk mengungkap identitas pelaku.
Sosok Korban dan Dugaan Penyebab Duel
P dikenal sebagai siswa yang jarang bergaul tetapi memiliki sifat temperamental dan mudah terpancing emosi. Menurut informasi yang beredar, ia pernah terlibat dalam aksi tawuran antar pelajar. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa insiden tersebut bisa jadi merupakan bagian dari konflik yang telah berlangsung sebelumnya.
Ketua RT juga menyatakan bahwa pihak sekolah telah datang melayat ke rumah duka untuk memberikan penghormatan terakhir. Sementara itu, keluarga masih dalam kondisi berduka akibat kehilangan putra mereka secara tragis.
Tanggapan Kepolisian dan Penyelidikan
Kapolsek Semarang Timur, Iptu Andy Susanto, membenarkan adanya duel satu lawan satu di SMK Dr. Tjipto yang melibatkan korban. Saat ini, pihak kepolisian bersama Tim Resmob Sat Reskrim Polrestabes Semarang masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap motif dan pihak yang bertanggung jawab dalam peristiwa ini.
Pihak berwenang juga akan menelusuri keterlibatan teman yang menjemput korban, karena ia diduga mengetahui peristiwa tersebut dan bahkan turut mengantar korban ke rumah sakit setelah kejadian.
Tragedi ini menjadi peringatan bagi masyarakat, khususnya orang tua dan pihak sekolah, untuk meningkatkan pengawasan terhadap pergaulan anak-anak mereka. Tawuran dan duel antar pelajar bukan sekadar kenakalan remaja biasa, tetapi telah berkembang menjadi aksi kriminal yang dapat merenggut nyawa.
Dengan meningkatnya kejadian serupa, diharapkan adanya langkah tegas dari pihak kepolisian dan sekolah dalam mencegah aksi kekerasan di kalangan pelajar. Sosialisasi dan pendekatan yang lebih intensif diperlukan agar kejadian serupa tidak terulang kembali di masa depan.