Kabarjawa – Pembangunan pagar laut di Desa Segarajaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, telah menimbulkan perdebatan yang cukup hangat di kalangan nelayan setempat.
Pagar yang terbentang sepanjang delapan kilometer ini terbuat dari ribuan batang bambu yang disusun rapi, dengan tujuan untuk pengembangan pelabuhan perikanan.
Namun, keberadaannya justru mengganggu nelayan yang kesulitan melaut, serta menimbulkan kerugian besar bagi mereka. Apa yang sebenarnya terjadi di balik proyek ini, dan apa tujuan di balik pembangunan pagar laut Bekasi?
Pembangunan Pagar Laut Bekasi: Tujuan dan Pemiliknya
Pagar laut yang ada di Bekasi merupakan bagian dari proyek besar pembangunan pelabuhan perikanan di PPI Paljaya. Proyek ini melibatkan kerjasama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) dengan dua perusahaan besar, yakni PT Tunas Ruang Pelabuhan Nusantara (TRPN) dan PT Mega Agung Nusantara (MAN).
Pagar laut tersebut dibangun untuk menciptakan alur pelabuhan yang memudahkan nelayan dalam mengakses pangkalan pendaratan ikan. Rencananya, pagar bambu akan berdiri sepanjang lima kilometer, mencakup area seluas 50 hektar.
Meskipun proyek ini berfokus pada pengembangan pelabuhan perikanan yang diharapkan dapat meningkatkan kegiatan bongkar muat hasil laut, nelayan setempat merasa terganggu oleh pembangunan ini, karena akses mereka untuk melaut menjadi terbatas.
Proyek ini dimulai pada Juni 2023 dan memiliki tujuan utama untuk menciptakan pelabuhan yang dapat menampung kapal-kapal besar, serta mendukung sektor perikanan yang lebih modern.
Fasilitas yang Tersedia di PPI Paljaya
Dalam proyek penataan ulang pelabuhan PPI Paljaya, terdapat tiga fasilitas utama yang harus tersedia. Fasilitas pertama mencakup alur pelabuhan, dermaga, dan mercusuar untuk mendukung navigasi kapal. Fasilitas kedua adalah kebutuhan fungsional, seperti pelelangan ikan, pasar ikan, pengolahan ikan, dan fasilitas docking untuk kapal.
Sementara itu, fasilitas ketiga adalah perkantoran, fasilitas umum, dan tempat ibadah. Semua fasilitas ini sudah diatur dalam perjanjian kerjasama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan pihak swasta.
Proses Pembangunan Pagar Laut dan Dampaknya pada Nelayan
Proses pembangunan pagar laut dan penataan kawasan pelabuhan melibatkan sejumlah alat berat, seperti eksavator yang digunakan untuk mengeruk tanah di perairan. Pengerukan ini bertujuan untuk membuat alur pelabuhan dengan kedalaman lima meter, sehingga kapal nelayan dan kapal besar dapat bersandar dengan aman.
Namun, hingga saat ini, pengerukan baru mencapai kedalaman 1,5 hingga 2 meter, dan eksavator masih perlu melanjutkan penggalian hingga tiga meter lagi.
Meskipun proyek ini bertujuan untuk memajukan sektor pelabuhan, nelayan mengeluhkan dampaknya terhadap kegiatan melaut mereka. Pagar laut yang dibangun dengan ribuan batang bambu tersebut menyempitkan alur pelayaran mereka, menyebabkan kesulitan dalam mencari ikan.
Keluhan dari nelayan ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara kepentingan bisnis dan keberlanjutan aktivitas perikanan lokal.
Proyek pembangunan pagar laut Bekasi adalah bagian dari upaya besar untuk mengembangkan pelabuhan perikanan di PPI Paljaya. Namun, dampak langsung terhadap nelayan setempat sangat signifikan, menyebabkan mereka kesulitan untuk melaut dan merugi.
Meskipun tujuan proyek ini untuk meningkatkan kapasitas pelabuhan dan memajukan sektor perikanan, penting untuk mencari solusi yang dapat mengakomodasi kepentingan nelayan kecil agar mereka tetap dapat menjalankan aktivitas mereka dengan lancar.(Kabarjawa)