
Kabarjawa – Rencana penutupan Plengkung Gading, gerbang ikonik di sisi selatan Keraton Yogyakarta, telah menarik perhatian masyarakat.
Wacana ini disampaikan oleh Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi, putri sulung Sri Sultan Hamengku Buwono X, sebagai bagian dari penataan kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta.
Meski demikian, rencana ini masih dalam tahap uji coba dan memunculkan beragam reaksi, khususnya dari para pedagang di sekitar Alun-Alun Kidul (Alkid).
Plengkung Gading dan Sumbu Filosofi Yogyakarta
Plengkung Gading merupakan salah satu dari lima gerbang utama yang mengelilingi Benteng Baluwerti, bagian penting dalam struktur Keraton Yogyakarta.
Gerbang ini bukan hanya memiliki nilai sejarah, tetapi juga menjadi akses vital dan area ekonomi bagi masyarakat setempat.
Sebagai bagian dari Sumbu Filosofi Yogyakarta yang membentang dari Panggung Krapyak di selatan hingga Tugu Pal Putih di utara, keberadaan Plengkung Gading diharapkan dapat dijaga kelestariannya melalui penataan ini.
Dampak Penutupan bagi Pedagang
Sejumlah pedagang di sekitar Alun-Alun Kidul menyampaikan kekhawatiran mereka terkait rencana penutupan ini.
Asih (42), seorang pedagang yang telah berjualan selama 18 tahun, berharap tetap diizinkan berjualan di area tersebut. Sebagai tulang punggung keluarga yang masih menyekolahkan anaknya, ia menyatakan, “Mau ditutup ya tidak masalah, yang penting tetap bisa jualan,” dikutip KabarJawa dari Tugu Jogja.
Riatiningsih (65) atau Bu Ning, pedagang lain yang telah berjualan selama 20 tahun, menyebut bahwa kegiatan berjualannya menjadi sumber utama penghidupan bagi keluarganya. “Kalau dipindah, saya tidak tahu harus ke mana,” ujarnya.
Ariyadi (68), seorang penjual angkringan, mengungkapkan keberatannya jika harus dipindahkan. Ia mengatakan bahwa hasil berjualan di area tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, termasuk membiayai pendidikan anaknya.
Para pedagang ini kompak menyatakan bahwa mereka belum menerima pemberitahuan resmi terkait rencana tersebut. Informasi yang mereka dapatkan hanya berasal dari media sosial.
Keraton Yogyakarta Buka Suara
Menanggapi berbagai spekulasi yang beredar, GKR Mangkubumi menegaskan bahwa penutupan Plengkung Gading masih dalam tahap uji coba dan belum memiliki jadwal pasti.
Ia juga menyebut bahwa pihak Keraton tidak akan mengusir pedagang dari kawasan tersebut. “Kami sedang mendata para pelaku ekonomi dan berencana untuk menata ulang kawasan ini tanpa menggusur mereka,” jelasnya.
Penataan ini akan difokuskan untuk memberikan prioritas kepada warga lokal agar tetap dapat mencari penghidupan di kawasan sekitar.
Langkah ini dilakukan untuk mengurangi kepadatan pedagang yang kini mencapai sekitar 400 orang di kawasan Alun-Alun Kidul.
Rencana penutupan Plengkung Gading menjadi isu sensitif yang membutuhkan perhatian dan komunikasi yang baik antara Keraton, pemerintah, dan masyarakat.
Penataan kawasan ini bertujuan untuk menjaga nilai sejarah dan filosofi Yogyakarta tanpa mengesampingkan aspek ekonomi masyarakat sekitar.
Diharapkan, dengan koordinasi yang matang, solusi terbaik dapat ditemukan sehingga kelestarian budaya dan kesejahteraan warga tetap terjaga.
Hingga kini, masih belum diketahui kapan uji coba penutupan Plengkung Gading tersebut akan mulai diberlakukan.***