Kabarjawa – Gunung Semeru yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali menunjukkan aktivitas erupsi vulkanik yang signifikan. Dalam 24 jam terakhir, tercatat setidaknya 11 kali letusan dengan kolom abu yang mencapai ketinggian bervariasi dari 400 hingga 1.000 meter di atas puncak kawah.
Meskipun demikian, status gunung tetap berada pada Level 2 atau “Waspada” berdasarkan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Aktivitas Erupsi
Pada tanggal 17 Januari 2025, Gunung Semeru mengalami letusan pertama pada pukul 00:31 WIB, dan yang terbaru terjadi pada pukul 19:09 WIB. Letusan yang tercatat menghasilkan kolom abu yang berwarna kelabu dengan intensitas sedang dan mengarah ke timur laut.
Aktivitas vulkanik ini juga terekam dalam seismograf dengan amplitudo maksimum mencapai 22 mm dan durasi 137 detik.
Kolom Abu
Kolom abu yang teramati bervariasi dari 400 meter hingga 1.000 meter di atas puncak kawah. Hujan abu tipis juga dilaporkan terjadi di beberapa kecamatan yang berada di sekitar area erupsi, seperti Candipuro, Pronojiwo, Pasrujambe, dan Senduro.
Masyarakat diminta tetap waspada terhadap potensi hujan abu yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Rekomendasi untuk Masyarakat
Berdasarkan rekomendasi PVMBG, masyarakat di sekitar Gunung Semeru harus menghindari sejumlah area yang berpotensi terdampak bahaya letusan dan erupsi. Di antaranya, masyarakat dilarang beraktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan, dengan radius 8 kilometer dari puncak kawah.
Selain itu, kawasan sepanjang sungai Besuk Kobokan, yang bisa terlanda awan panas dan lahar, juga harus dijauhi, dengan radius 500 meter dari tepi sungai dan hingga 13 kilometer dari puncak.
Himbauan Mengenai Potensi Bencana Lainnya
Selain letusan dan hujan abu, masyarakat juga diingatkan tentang potensi bahaya lain, seperti awan panas, guguran lava, dan lahar hujan yang bisa terjadi di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Beberapa sungai yang perlu diwaspadai adalah Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.
Meskipun aktivitas vulkanik Gunung Semeru saat ini masih dalam batas normal, potensi bencana tetap ada, sehingga masyarakat harus tetap waspada dan mengikuti setiap perkembangan yang diinformasikan oleh pihak berwenang.
Pemerintah daerah telah melakukan langkah mitigasi untuk meminimalisir dampak dari erupsi dan banjir lahar hujan yang berpotensi terjadi.
Masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan Gunung Semeru diminta untuk segera melaporkan jika terjadi peningkatan aktivitas vulkanik yang tidak biasa.(Kabarjawa)